Sejumlah Anggota DK PBB Tak Siap Dukung Tuduhan Barat pada Iran
Minggu, 08 Agustus 2021 - 05:01 WIB
NEW YORK - Beberapa anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tak siap mendukung tuduhan Barat tentang serangan pada kapal tanker baru-baru ini di lepas pantai Oman.
Sumber PBB mengatakan kepada RT bahwa penyelidikan independen terhadap masalah tersebut perlu dibentuk.
Inggris menyerukan pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB pada Jumat untuk membahas dugaan serangan pesawat tak berawak (drone) yang terjadi pada 31 Juli di kapal tanker minyak berbendera Liberia, Mercer Street, yang dikelola perusahaan Israel.
Inggris mengatakan kepada DK PBB pada Selasa bahwa, "Sangat mungkin Iran bertanggung jawab atas serangan itu.” Tuduhan itu langsung dibantah keras oleh Teheran.
Washington menanggapi insiden itu dengan menyuarakan dukungan untuk sekutunya, bersumpah akan bekerja untuk memastikan ada "pertanggungjawaban" dan Iran "diidentifikasi dan ditangani di Dewan Keamanan."
Namun, sumber PBB mengatakan beberapa anggota dewan tidak siap mendukung tuduhan Inggris selama pertemuan pada Jumat tanpa penyelidikan menyeluruh dan independen terhadap kasus tersebut.
“Jelas bahwa tidak semua anggota DK PBB siap mendukung saran Barat sementara tidak memiliki hasil penyelidikan internasional yang independen dan netral,” papar sumber itu.
Moskow sebelumnya meminta informasi lebih lanjut sebelum menarik kesimpulan tentang insiden tersebut.
Pada Rabu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan negaranya menolak "analisis 'sangat mungkin' dari Inggris."
"Kita perlu menetapkan fakta. Kita tidak perlu terburu-buru mengambil kesimpulan atau tindakan apa pun tanpa memiliki bukti atas apa yang telah terjadi," ujar Polyanskiy.
Serangan itu diduga menewaskan dua orang di atas kapal tanker yakni seorang kapten Rumania dan seorang anggota awak Inggris.
Beberapa jam setelah insiden mematikan itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengklaim negaranya memiliki "bukti" bahwa Iran berada di balik serangan itu.
Awal pekan ini, agen pelacakan kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), melaporkan satu kapal "dibajak" di lepas pantai UEA di Teluk Oman.
UKMTO kemudian mengatakan para tersangka penyerang telah meninggalkan kapal dan kapal itu aman.
Militer Iran menanggapi laporan itu dengan menolaknya sebagai "semacam perang psikologis". Kementerian Luar Negeri Iran mengajukan pertanyaan tentang klaim "sangat mencurigakan".
Sumber PBB mengatakan kepada RT bahwa penyelidikan independen terhadap masalah tersebut perlu dibentuk.
Inggris menyerukan pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB pada Jumat untuk membahas dugaan serangan pesawat tak berawak (drone) yang terjadi pada 31 Juli di kapal tanker minyak berbendera Liberia, Mercer Street, yang dikelola perusahaan Israel.
Inggris mengatakan kepada DK PBB pada Selasa bahwa, "Sangat mungkin Iran bertanggung jawab atas serangan itu.” Tuduhan itu langsung dibantah keras oleh Teheran.
Washington menanggapi insiden itu dengan menyuarakan dukungan untuk sekutunya, bersumpah akan bekerja untuk memastikan ada "pertanggungjawaban" dan Iran "diidentifikasi dan ditangani di Dewan Keamanan."
Namun, sumber PBB mengatakan beberapa anggota dewan tidak siap mendukung tuduhan Inggris selama pertemuan pada Jumat tanpa penyelidikan menyeluruh dan independen terhadap kasus tersebut.
“Jelas bahwa tidak semua anggota DK PBB siap mendukung saran Barat sementara tidak memiliki hasil penyelidikan internasional yang independen dan netral,” papar sumber itu.
Moskow sebelumnya meminta informasi lebih lanjut sebelum menarik kesimpulan tentang insiden tersebut.
Pada Rabu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan negaranya menolak "analisis 'sangat mungkin' dari Inggris."
"Kita perlu menetapkan fakta. Kita tidak perlu terburu-buru mengambil kesimpulan atau tindakan apa pun tanpa memiliki bukti atas apa yang telah terjadi," ujar Polyanskiy.
Serangan itu diduga menewaskan dua orang di atas kapal tanker yakni seorang kapten Rumania dan seorang anggota awak Inggris.
Beberapa jam setelah insiden mematikan itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengklaim negaranya memiliki "bukti" bahwa Iran berada di balik serangan itu.
Awal pekan ini, agen pelacakan kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), melaporkan satu kapal "dibajak" di lepas pantai UEA di Teluk Oman.
UKMTO kemudian mengatakan para tersangka penyerang telah meninggalkan kapal dan kapal itu aman.
Militer Iran menanggapi laporan itu dengan menolaknya sebagai "semacam perang psikologis". Kementerian Luar Negeri Iran mengajukan pertanyaan tentang klaim "sangat mencurigakan".
(sya)
tulis komentar anda