AS Latihan Perang Terbesar Libatkan 36 Kapal Perang, Gertak Rusia dan China
Rabu, 04 Agustus 2021 - 10:42 WIB
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) menggelar latihan perang terbesar dalam 40 tahun terakhir yang melibatkan 36 kapal militer. Analis mengatakan manuver "Large Scale Exercise 2021"yang mencakup17 zona waktu dunia ini sebagai gertakan untuk Rusia dan China.
Menurut analis, latihan perang terbesar yang dimulai hari Selasa untuk mengirim pesan ke Rusia dan China bahwa Amerika dapat secara bersamaan menjawab agresi di berbagai bidang.
Armada Ke-6 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan mengatakan manuver "Large Scale Exercise 2021" adalah kembalinya latihan Perang Dingin serupa di tahun 1980-an yang menunjukkan tekad dan kemampuan baru.
Latihan itu juga dilakukan saat militer memperbarui doktrin tempurnya yang sudah lama ada untuk mempertahankan diri dari serangan terhadap sistem komunikasi dan jaringan logistiknya.
Jenderal John Hyten, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan bulan lalu bahwa sebuah simulasi pertempuran melawan musuh kelas atas pada bulan Oktober mengungkapkan kerentanan tersebut dan mendorong perubahan.
Angkatan Laut AS mengatakan manuver "Large Scale Exercise (LSE) 2021" berlangsung hingga 16 Agustus dan akan mencakup unit di 17 zona waktu dunia yang berbeda.
“LSE akan menguji komandan kami di seluruh spektrum perang Angkatan Laut dari taktis hingga strategis, mengintegrasikan Korps Marinir untuk menunjukkan kemampuan armada di seluruh dunia untuk melakukan operasi terkoordinasi dari laut terbuka ke pesisir,” kata Wakil Laksamana Gene Black, Komandan Armada ke-6 AS, seperti dikutip Star and Stripes, Rabu (4/8/2021).
James R. Holmes, analis dari J.C. Wylie Chair of Maritime Strategy di U.S. Naval War College, mengatakan LSE berpotensi memberi peringatan kepada musuh bahwa AS dapat secara bersamaan mengatasi tantangan di Laut Hitam, Laut Mediterania timur, Laut China Selatan, dan Laut China Timur—menghentikan upaya untuk menyebarkan kekuatan militer Amerika secara tipis.
Menurut Holmes, ini juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa pasukan Angkatan Laut dan Marinir AS dapat menolak kendali musuh atas laut, yang sangat penting di Pasifik Barat, di mana AS berharap untuk mencegah China menduduki Taiwan atau merebut Kepulauan Senkaku yang dikelola Jepang.
Tetapi, lanjut dia, tidak pasti apakah Rusia atau China akan menafsirkan latihan itu dengan cara tersebut atau apakah mereka memperhatikannya.
Meski begitu, latihan ini juga menguji metode dan teknologi operasional AS, seperti mengurangi penekanan pada kapal besar dan sistem canggih untuk menciptakan kekuatan yang gesit, efisien, dan efektif yang dirancang untuk mengambil kerugian dan melanjutkan pertempuran tanpa dampak yang terukur.
“Dalam hal ini kami kembali ke pendekatan Perang Dunia II kami, ketika kami memiliki banyak barang murah, cukup bagus dan bisa kehilangan sebagian dan masih melanjutkannya,” kata Holmes.
"Jika kami menunjukkan kepada musuh kami bahwa pendekatan ini berhasil, kami meningkatkan kemampuan kami untuk mencegah mereka menyerang diri kami sendiri atau sekutu kami.”
Sekitar 36 kapal dan lebih dari 50 unit virtual, selain personel militer, sipil, dan kontrak, akan berpartisipasi dalam latihan tersebut. Enam komando komponen Angkatan Laut dan Korps Marinir, lima armada AS dan tiga Pasukan Ekspedisi Marinir akan dilibatkan.
USS Mount Whitney, kapal utama Armada ke-6, juga akan berpartisipasi. LSE pertama hanya akan mencakup pasukan AS, tetapi latihan di masa depan direncanakan untuk menyertakan sekutu dan mitranya.
Menurut analis, latihan perang terbesar yang dimulai hari Selasa untuk mengirim pesan ke Rusia dan China bahwa Amerika dapat secara bersamaan menjawab agresi di berbagai bidang.
Armada Ke-6 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan mengatakan manuver "Large Scale Exercise 2021" adalah kembalinya latihan Perang Dingin serupa di tahun 1980-an yang menunjukkan tekad dan kemampuan baru.
Latihan itu juga dilakukan saat militer memperbarui doktrin tempurnya yang sudah lama ada untuk mempertahankan diri dari serangan terhadap sistem komunikasi dan jaringan logistiknya.
Jenderal John Hyten, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan bulan lalu bahwa sebuah simulasi pertempuran melawan musuh kelas atas pada bulan Oktober mengungkapkan kerentanan tersebut dan mendorong perubahan.
Angkatan Laut AS mengatakan manuver "Large Scale Exercise (LSE) 2021" berlangsung hingga 16 Agustus dan akan mencakup unit di 17 zona waktu dunia yang berbeda.
“LSE akan menguji komandan kami di seluruh spektrum perang Angkatan Laut dari taktis hingga strategis, mengintegrasikan Korps Marinir untuk menunjukkan kemampuan armada di seluruh dunia untuk melakukan operasi terkoordinasi dari laut terbuka ke pesisir,” kata Wakil Laksamana Gene Black, Komandan Armada ke-6 AS, seperti dikutip Star and Stripes, Rabu (4/8/2021).
Baca Juga
James R. Holmes, analis dari J.C. Wylie Chair of Maritime Strategy di U.S. Naval War College, mengatakan LSE berpotensi memberi peringatan kepada musuh bahwa AS dapat secara bersamaan mengatasi tantangan di Laut Hitam, Laut Mediterania timur, Laut China Selatan, dan Laut China Timur—menghentikan upaya untuk menyebarkan kekuatan militer Amerika secara tipis.
Menurut Holmes, ini juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa pasukan Angkatan Laut dan Marinir AS dapat menolak kendali musuh atas laut, yang sangat penting di Pasifik Barat, di mana AS berharap untuk mencegah China menduduki Taiwan atau merebut Kepulauan Senkaku yang dikelola Jepang.
Tetapi, lanjut dia, tidak pasti apakah Rusia atau China akan menafsirkan latihan itu dengan cara tersebut atau apakah mereka memperhatikannya.
Meski begitu, latihan ini juga menguji metode dan teknologi operasional AS, seperti mengurangi penekanan pada kapal besar dan sistem canggih untuk menciptakan kekuatan yang gesit, efisien, dan efektif yang dirancang untuk mengambil kerugian dan melanjutkan pertempuran tanpa dampak yang terukur.
“Dalam hal ini kami kembali ke pendekatan Perang Dunia II kami, ketika kami memiliki banyak barang murah, cukup bagus dan bisa kehilangan sebagian dan masih melanjutkannya,” kata Holmes.
"Jika kami menunjukkan kepada musuh kami bahwa pendekatan ini berhasil, kami meningkatkan kemampuan kami untuk mencegah mereka menyerang diri kami sendiri atau sekutu kami.”
Sekitar 36 kapal dan lebih dari 50 unit virtual, selain personel militer, sipil, dan kontrak, akan berpartisipasi dalam latihan tersebut. Enam komando komponen Angkatan Laut dan Korps Marinir, lima armada AS dan tiga Pasukan Ekspedisi Marinir akan dilibatkan.
USS Mount Whitney, kapal utama Armada ke-6, juga akan berpartisipasi. LSE pertama hanya akan mencakup pasukan AS, tetapi latihan di masa depan direncanakan untuk menyertakan sekutu dan mitranya.
(min)
tulis komentar anda