Terungkap, Jet Siluman F-22 AS Senilai Rp1,9 Triliun Jatuh setelah Dicuci
Senin, 02 Agustus 2021 - 14:58 WIB
EGLIN - Penyebab jatuhnya jet tempur siluman F-22 Raptor Amerika Serikat (AS) pada Mei 2020 karena kesalahan perawatan yang dilakukan setelah pesawat itu dicuci. Hal itu diungkap Komando Tempur Udara (ACC) pada pekan lalu.
Jet tempur senilai USD201 juta atau lebih dari Rp2,9 triliun itu jatuh di dekat Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida, pada Mei 2020. Pesawat dinyatakan hancur.
Dalam sebuah pernyataan kepada Military.com, kemarin, ACC mengatakan bahwa kesalahan perawatan memengaruhi input kontrol pesawat tempur.
Meski demikian, ACC menolak untuk merilis rincian lebih lanjut tentang apa yang salah yang menyebabkan kecelakaan pada 15 Mei 2020 seperti bagaimana mencuci pesawat terkait dengan masalah pemeliharaan.
ACC mengatakan pilot, yang ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-43, Sayap Tempur ke-325, mulai lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Eglin pagi itu sebelum melihat peringatan terkait sistem kontrol penerbangan.
Pilot, lanjut ACC, memutuskan untuk melanjutkan lepas landas, tetapi segera mulai mengalami kesulitan mengendalikan pesawat.
Bahkan ketika rencana untuk mendaratkan pesawat dengan aman sedang disusun, pilot terus mengalami masalah dengan pesawat dan terlontar hingga mengalami luka ringan.
Dalam perkembangan yang tidak biasa, Letnan Jenderal Christopher Weggeman, wakil komandan ACC, memutuskan untuk mengabaikan persyaratan guna membentuk dewan investigasi kecelakaan yang akan menentukan penyebab kecelakaan itu. Sebaliknya, penyelidikan yang diarahkan oleh komandan dijalankan.
Jet tempur senilai USD201 juta atau lebih dari Rp2,9 triliun itu jatuh di dekat Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida, pada Mei 2020. Pesawat dinyatakan hancur.
Dalam sebuah pernyataan kepada Military.com, kemarin, ACC mengatakan bahwa kesalahan perawatan memengaruhi input kontrol pesawat tempur.
Meski demikian, ACC menolak untuk merilis rincian lebih lanjut tentang apa yang salah yang menyebabkan kecelakaan pada 15 Mei 2020 seperti bagaimana mencuci pesawat terkait dengan masalah pemeliharaan.
ACC mengatakan pilot, yang ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-43, Sayap Tempur ke-325, mulai lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Eglin pagi itu sebelum melihat peringatan terkait sistem kontrol penerbangan.
Pilot, lanjut ACC, memutuskan untuk melanjutkan lepas landas, tetapi segera mulai mengalami kesulitan mengendalikan pesawat.
Bahkan ketika rencana untuk mendaratkan pesawat dengan aman sedang disusun, pilot terus mengalami masalah dengan pesawat dan terlontar hingga mengalami luka ringan.
Dalam perkembangan yang tidak biasa, Letnan Jenderal Christopher Weggeman, wakil komandan ACC, memutuskan untuk mengabaikan persyaratan guna membentuk dewan investigasi kecelakaan yang akan menentukan penyebab kecelakaan itu. Sebaliknya, penyelidikan yang diarahkan oleh komandan dijalankan.
tulis komentar anda