Penyerangan Kantor PBB, Pemerintah Afghanistan Salahkan Taliban

Minggu, 01 Agustus 2021 - 09:44 WIB
Pengumuman Biden disambut dengan skeptisisme dari para ahli, yang memperingatkan bahwa situasinya dapat dengan cepat lepas kendali di Afghanistan setelah pasukan AS dan NATO meninggalkan negara itu. Kenyataannya, situasi di Afghanistan mulai memburuk secara drastis bahkan sebelum tentara AS terakhir meninggalkan negara Asia Tengah itu.

Awal bulan ini pensiunan Jenderal Angkatan Darat David Petraeus, yang memimpin pasukan NATO di Afghanistan, mengatakan Gedung Putih akan menyesali keputusannya untuk menarik diri dari negara itu.

"Apa yang saya lihat sekarang menyedihkan adalah permulaan dari apa yang akan menjadi perang saudara yang cukup brutal, perpindahan etnis dan sektarian yang cukup besar, pembunuhan pejabat pemerintah, jutaan pengungsi membanjiri negara-negara lain, khususnya Pakistan. Kita akan melihat kembalinya al-Qaeda dan Negara Islam, meskipun saya tidak melihat ancaman keamanan domestik langsung bagi AS dalam hal itu," katanya kepada CNN.

Pernyataannya digaungkan dalam sebuah laporan baru-baru ini oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) John Sopko, yang berpendapat bahwa keberhasilan Taliban dalam merebut wilayah dari pasukan pemerintah dapat menciptakan krisis eksistensial di negara itu.

Gedung Putih menanggapi dengan serangan udara terhadap posisi Taliban dalam upaya untuk memperlambat kemajuan kelompok itu. Laporan mengatakan militan sekarang menguasai 212 dari 426 distrik Afghanistan, dengan 15 juta orang sekarang hidup di bawah kekuasaan mereka.



AS mengatakan akan memberikan dukungan udara kepada pasukan Afghanistan setelah menyelesaikan penarikannya, tetapi tidak jelas seberapa efektif hal itu, mengingat fakta bahwa setelah penarikan, pesawat AS harus terbang dari pangkalan di Teluk Persia.
(ian)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More