Kim Jong-un: Hubungan Persaudaraan dengan China Akan Tetap Abadi
Kamis, 29 Juli 2021 - 11:39 WIB
SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menegaskan bahwa hubungan persaudaraan negara itu dengan China akan berlanjut untuk generasi yang akan datang.
Media pemerintah Korut melaporkan diktator muda itu menyoroti hubungan dekat antara negara tetangga. Kim Jong-un menggarisbawahi seberapa dekat ikatan "darah" mereka, merujuk pada Perang Korea 1950-53.
Dia mengatakan China telah membantu negaranya dengan mengorbankan darah mereka ketika Korut menghadapi ujian terberat dan tersulit.
Pernyataan itu datang ketika pemimpin Korut itu mengunjungi Menara Persahabatan di Pyongyang pada hari Rabu untuk memperingati ulang tahun ke-60 gencatan senjata. Pemimpin Korut itu menempatkan karangan bunga di dasar patung.
"Jiwa yang mulia dan eksploitasi orang-orang China yang membantu perjuangan bersejarah yang sakral dari rakyat Korea dengan mengorbankan darah mereka ketika DPRK sedang menjalani cobaan yang paling keras dan paling sulit akan tetap abadi," kata Kim Jong-un.
"Persahabatan DPRK-China yang dijalin sebagai ikatan persaudaraan akan diteruskan dengan kuat dari generasi ke generasi di jalan untuk tujuan bersama," imbuhnya menggunakan akronim dari nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea, seperti dikutip dari Express, Kamis (29/7/2021).
Menara Persahabatan adalah menara yang didedikasikan untuk Tentara Relawan Rakyat China yang berjuang dalam perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun. Menara itu terletak di Taman Moranbong, Pyongyang.
Didirikan pada tahun 1959, menara itu melambangkan hubungan erat antara kedua negara.
Dalam kesempatan itu Kim Jong-un didampingi oleh Jo Yong-won, sekretaris Urusan Organisasi Komite Sentral partai, dan Ri Pyong-chol, wakil ketua Komite Sentral Partai Buruh serta pejabat lainnya.
Ini menandai ketiga kalinya Kim Jong-un mengunjungi monumen itu sejak ia memperoleh kekuasaan.
Dia pertama kali berkunjung pada Juni 2019 saat kunjungan Presiden China Xi Jinping.
Pemimpin itu kemudian kembali pada Oktober tahun lalu untuk menandai peringatan 70 tahun partisipasi China dalam perang.
Pernyataan pemimpin Korut itu muncul di tengah pembicaraan antara Korut dan Korea Selatan (Korsel) untuk membuka kembali kantor penghubung bersama yang diledakkan tahun lalu oleh Pyongyang.
Media pemerintah Korut melaporkan diktator muda itu menyoroti hubungan dekat antara negara tetangga. Kim Jong-un menggarisbawahi seberapa dekat ikatan "darah" mereka, merujuk pada Perang Korea 1950-53.
Dia mengatakan China telah membantu negaranya dengan mengorbankan darah mereka ketika Korut menghadapi ujian terberat dan tersulit.
Pernyataan itu datang ketika pemimpin Korut itu mengunjungi Menara Persahabatan di Pyongyang pada hari Rabu untuk memperingati ulang tahun ke-60 gencatan senjata. Pemimpin Korut itu menempatkan karangan bunga di dasar patung.
"Jiwa yang mulia dan eksploitasi orang-orang China yang membantu perjuangan bersejarah yang sakral dari rakyat Korea dengan mengorbankan darah mereka ketika DPRK sedang menjalani cobaan yang paling keras dan paling sulit akan tetap abadi," kata Kim Jong-un.
"Persahabatan DPRK-China yang dijalin sebagai ikatan persaudaraan akan diteruskan dengan kuat dari generasi ke generasi di jalan untuk tujuan bersama," imbuhnya menggunakan akronim dari nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea, seperti dikutip dari Express, Kamis (29/7/2021).
Menara Persahabatan adalah menara yang didedikasikan untuk Tentara Relawan Rakyat China yang berjuang dalam perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun. Menara itu terletak di Taman Moranbong, Pyongyang.
Didirikan pada tahun 1959, menara itu melambangkan hubungan erat antara kedua negara.
Dalam kesempatan itu Kim Jong-un didampingi oleh Jo Yong-won, sekretaris Urusan Organisasi Komite Sentral partai, dan Ri Pyong-chol, wakil ketua Komite Sentral Partai Buruh serta pejabat lainnya.
Ini menandai ketiga kalinya Kim Jong-un mengunjungi monumen itu sejak ia memperoleh kekuasaan.
Dia pertama kali berkunjung pada Juni 2019 saat kunjungan Presiden China Xi Jinping.
Pemimpin itu kemudian kembali pada Oktober tahun lalu untuk menandai peringatan 70 tahun partisipasi China dalam perang.
Pernyataan pemimpin Korut itu muncul di tengah pembicaraan antara Korut dan Korea Selatan (Korsel) untuk membuka kembali kantor penghubung bersama yang diledakkan tahun lalu oleh Pyongyang.
(ian)
tulis komentar anda