Turki Tahan 208 Migran Afghanistan dalam Perjalanan Laut ke Italia
Kamis, 29 Juli 2021 - 06:01 WIB
“Para migran yang dicegat di Laut Aegea diyakini sedang dalam perjalanan ke Italia,” ungkap pejabat penjaga pantai Turki.
“Dari 231 migran di kapal, 208 adalah warga Afghanistan dan migran lainnya dari Suriah, Iran, Eritrea dan Pakistan,” ujar pejabat itu.
Penjaga pantai menahan dua warga negara Turki yang mengemudikan kapal dan mengawal para migran ke pusat deportasi di kota Ayvacik, Turki barat.
Pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah. Kini Turki ingin menghindari gelombang pengungsi lainnya tinggal di negara itu.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan dua pekan lalu bahwa Turki memantau dengan cermat setiap masuknya migran Afghanistan.
Turki sedang membangun tembok sepanjang 64 km di perbatasan Iran di provinsi timur Van, tempat banyak migran menyeberang.
Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan ada lebih dari 100.000 pencari suaka Afghanistan di Turki tahun lalu.
Jumlah tersebut dapat terus meningkat seiring gejolak konflik yang semakin memburuk di Afghanistan. Titik terang perdamaian antara Taliban dan pemerintah Kabul belum terlihat.
“Dari 231 migran di kapal, 208 adalah warga Afghanistan dan migran lainnya dari Suriah, Iran, Eritrea dan Pakistan,” ujar pejabat itu.
Penjaga pantai menahan dua warga negara Turki yang mengemudikan kapal dan mengawal para migran ke pusat deportasi di kota Ayvacik, Turki barat.
Pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah. Kini Turki ingin menghindari gelombang pengungsi lainnya tinggal di negara itu.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan dua pekan lalu bahwa Turki memantau dengan cermat setiap masuknya migran Afghanistan.
Turki sedang membangun tembok sepanjang 64 km di perbatasan Iran di provinsi timur Van, tempat banyak migran menyeberang.
Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan ada lebih dari 100.000 pencari suaka Afghanistan di Turki tahun lalu.
Jumlah tersebut dapat terus meningkat seiring gejolak konflik yang semakin memburuk di Afghanistan. Titik terang perdamaian antara Taliban dan pemerintah Kabul belum terlihat.
(sya)
tulis komentar anda