Aksinya Dituduh Kudeta, Ini Jawaban Presiden Tunisia Kais Saied
Selasa, 27 Juli 2021 - 12:13 WIB
TUNIS - Aksi Presiden Tunisia Kais Saied memecat Perdana Menteri (PM) Hicham Mechichi dan membekukan Parlemen telah dituduh sebagai kudeta terhadap revolusi dan konstusi. Dia menjawab dengan meminta musuh-musuh politiknya yang membuat tuduhan untuk meninjau pelajaran konstitusional.
"Tinjau pelajaran konstitusional Anda," katanya yang menolak tuduhan kudeta, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/7/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, Saied menggunakan kekuatan darurat di bawah Pasal 18 konstitusi untuk memberhentikan Perdana Menteri Hichem Mechichi dan menangguhkan Parlemen selama 30 hari. Dia mengatakan akan memerintah bersama perdana menteri baru.
“Saya menyerukan kepada rakyat Tunisia untuk tetap tenang dan tidak menanggapi provokasi apa pun. Saya juga menyerukan kepada rakyat Tunisia untuk tidak turun ke jalan karena bahaya terbesar yang bisa dihadapi suatu bangsa adalah ledakan internal,” kata Saied.
Dalam video yang dirilis pada hari Senin, Saied mengatakan ada orang-orang yang mengubah revolusi menjadi penjarahan dan kehendak rakyat dirampok.
Saied pada hari Senin memerintahkan jam malam untuk melarang pergerakan orang dan kendaraan dari pukul 19.00 malam sampai pukul 06.00 pagi, mulai Senin sampai Jumat, 27 Agustus, dengan pengecualian kasus kesehatan yang mendesak dan pekerja malam.
Perintah presiden juga melarang pertemuan lebih dari tiga orang di jalan umum atau di lapangan umum pada siang hari.
Presiden juga ingin meyakinkan komunitas bisnis bahwa Tunisia aman. "Kami tidak memiliki masalah dengan pengusaha," katanya tak lama setelah lembaga pemeringkat kredit Fitch memperingatkan Tunisia perlu mempertahankan cadangannya untuk menghindari penurunan peringkat lagi.
"Tinjau pelajaran konstitusional Anda," katanya yang menolak tuduhan kudeta, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/7/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, Saied menggunakan kekuatan darurat di bawah Pasal 18 konstitusi untuk memberhentikan Perdana Menteri Hichem Mechichi dan menangguhkan Parlemen selama 30 hari. Dia mengatakan akan memerintah bersama perdana menteri baru.
“Saya menyerukan kepada rakyat Tunisia untuk tetap tenang dan tidak menanggapi provokasi apa pun. Saya juga menyerukan kepada rakyat Tunisia untuk tidak turun ke jalan karena bahaya terbesar yang bisa dihadapi suatu bangsa adalah ledakan internal,” kata Saied.
Dalam video yang dirilis pada hari Senin, Saied mengatakan ada orang-orang yang mengubah revolusi menjadi penjarahan dan kehendak rakyat dirampok.
Saied pada hari Senin memerintahkan jam malam untuk melarang pergerakan orang dan kendaraan dari pukul 19.00 malam sampai pukul 06.00 pagi, mulai Senin sampai Jumat, 27 Agustus, dengan pengecualian kasus kesehatan yang mendesak dan pekerja malam.
Perintah presiden juga melarang pertemuan lebih dari tiga orang di jalan umum atau di lapangan umum pada siang hari.
Presiden juga ingin meyakinkan komunitas bisnis bahwa Tunisia aman. "Kami tidak memiliki masalah dengan pengusaha," katanya tak lama setelah lembaga pemeringkat kredit Fitch memperingatkan Tunisia perlu mempertahankan cadangannya untuk menghindari penurunan peringkat lagi.
tulis komentar anda