Pulihkan Komunikasi, Korut dan Korsel Coba Akur Lagi
Selasa, 27 Juli 2021 - 11:10 WIB
Jalur komunikasi antara kedua negara terputus pada Juni 2020, di mana Pyongyang memprotes apa yang digambarkan sebagai kegagalan Seoul untuk menghentikan para aktivis mengirim selebaran anti-Korea Utara melintasi perbatasan. Pada 16 Juni, kantor penghubung antar-Korea dihancurkan dalam ledakan yang dilakukan oleh Pyongyang.
Menanggapi protes Korea Utara, Seoul memberlakukan larangan anti-leaflet di negara itu untuk meredakan ketegangan antar-negara. Namun, para aktivis masih nekat melanggarnya sehingga memicu lebih banyak kritik dari Pyongyang.
Hubungan antara kedua Korea kerap tegang, di mana ketegangan berlanjut setelah tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani setelah Perang Korea 1953. Beberapa kemajuan telah dicapai dalam menyelesaikan masalah bilateral selama masa jabatan presiden Donald Trump, dengan dua pemimpin, Moon Jae-in dan Kim Jong-un, bahkan bertemu untuk pertemuan puncak.
Namun, ketegangan kemudian meningkat lagi, di mana AS dan Korea Selatan secara khusus mendesak Pyongyang untuk menghentikan program nuklirnya, dan Korea Utara secara konsisten menolak untuk melakukannya.
Menanggapi protes Korea Utara, Seoul memberlakukan larangan anti-leaflet di negara itu untuk meredakan ketegangan antar-negara. Namun, para aktivis masih nekat melanggarnya sehingga memicu lebih banyak kritik dari Pyongyang.
Hubungan antara kedua Korea kerap tegang, di mana ketegangan berlanjut setelah tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani setelah Perang Korea 1953. Beberapa kemajuan telah dicapai dalam menyelesaikan masalah bilateral selama masa jabatan presiden Donald Trump, dengan dua pemimpin, Moon Jae-in dan Kim Jong-un, bahkan bertemu untuk pertemuan puncak.
Namun, ketegangan kemudian meningkat lagi, di mana AS dan Korea Selatan secara khusus mendesak Pyongyang untuk menghentikan program nuklirnya, dan Korea Utara secara konsisten menolak untuk melakukannya.
(min)
tulis komentar anda