Jovenel Moise, Presiden Haiti yang Dibantai Tentara Bayaran Asing, Dikuburkan
Jum'at, 23 Juli 2021 - 10:13 WIB
Kematiannya telah menghidupkan kembali ketegangan lama antara Haiti utara dan barat, yang sebagian berasal dari perpecahan rasial bersejarah antara orang kulit hitam utara yang merupakan keturunan budak dan orang Haiti berkulit terang dari ras campuran yang tinggal di selatan dan barat.
Beberapa penduduk bahkan mendirikan barikade di jalan menuju Cap-Haitien untuk mencegah orang-orang dari Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, menghadiri pemakaman.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghormatinya dengan cara yang layak, sejalan dengan pentingnya dia bagi kota kami," kata Wali Kota Cap-Haitien Yvrose Pierre seperti dikutip AFP.
Misa Katolik diadakan untuk Moise pada hari Kamis di katedral kota, diikuti dengan prosesi untuk menghormatinya.
"Pembunuhannya membuat saya sangat sedih. Saya berdoa untuk jiwanya. Saya berdoa agar keadilan ditegakkan," kata seorang wanita yang berdiri di dekat katedral, yang hanya menyebut nama depannya Carine.
Upacara peringatan untuk menghormati Moise juga telah diadakan minggu ini di Port-au-Prince.
Hadir salah satunya adalah Perdana Menteri baru Ariel Henry, yang dilantik pada Selasa dan berjanji untuk memulihkan ketertiban dan menyelenggarakan pemilihan umum yang telah lama tertunda seperti yang diinginkan baik oleh warga Haiti maupun masyarakat internasional.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis menunjuk seorang utusan khusus AS yang baru untuk Haiti yang bertugas membantu mengantar penyelenggaraan pemilihan umum.
Untuk saat ini, negara ini tidak memiliki parlemen yang berfungsi dan hanya segelintir senator terpilih. Pemerintah sementara yang dilantik minggu ini tidak memiliki presiden.
Beberapa penduduk bahkan mendirikan barikade di jalan menuju Cap-Haitien untuk mencegah orang-orang dari Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, menghadiri pemakaman.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghormatinya dengan cara yang layak, sejalan dengan pentingnya dia bagi kota kami," kata Wali Kota Cap-Haitien Yvrose Pierre seperti dikutip AFP.
Misa Katolik diadakan untuk Moise pada hari Kamis di katedral kota, diikuti dengan prosesi untuk menghormatinya.
"Pembunuhannya membuat saya sangat sedih. Saya berdoa untuk jiwanya. Saya berdoa agar keadilan ditegakkan," kata seorang wanita yang berdiri di dekat katedral, yang hanya menyebut nama depannya Carine.
Upacara peringatan untuk menghormati Moise juga telah diadakan minggu ini di Port-au-Prince.
Hadir salah satunya adalah Perdana Menteri baru Ariel Henry, yang dilantik pada Selasa dan berjanji untuk memulihkan ketertiban dan menyelenggarakan pemilihan umum yang telah lama tertunda seperti yang diinginkan baik oleh warga Haiti maupun masyarakat internasional.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis menunjuk seorang utusan khusus AS yang baru untuk Haiti yang bertugas membantu mengantar penyelenggaraan pemilihan umum.
Untuk saat ini, negara ini tidak memiliki parlemen yang berfungsi dan hanya segelintir senator terpilih. Pemerintah sementara yang dilantik minggu ini tidak memiliki presiden.
Lihat Juga :
tulis komentar anda