Kasus Presiden Moise Ditembak Mati: Libatkan Bos Paspampres Haiti, Begini Plotnya
Jum'at, 16 Juli 2021 - 08:40 WIB
PORT-AU-PRINCE - Kepala pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Haiti dan tiga anggotanya ditangkap polisi karena terlibatdalam pembunuhan brutal Presiden Jovenel Moise . Presiden Haiti tersebut ditembak mati oleh sekelompok tentara bayaran asing yang menyerbu kediamannya pada 7 Juli lalu.
Penangkapan kepala Paspampres dan tiga anggotanya itu disampaikan Kepala Polisi Nasional Haiti, Leon Charles. Dia juga mengungkap bahwa pembunuhan terhadap presiden Moise direncanakan di negara tetangga; Republik Dominika.
Selama serangan mengerikan di kediaman Moise di Port-au-Prince dini hari pada 7 Juli lalu, para anggota paspampres tidak ada yang cedera. Hal itulah yang memicu kecurigaan bahwa rencana pembunuhan itu merupakan pekerjaan orang dalam.
Sementara itu, sebuah foto yang beredar di media sosial mengidentifikasi dua tersangka— keduanya kemudian ditangkap—bertemu dengan mantan senator oposisi Haiti Joel John Joseph, yang sedang diburu oleh polisi.
Charles mengatakan foto itu itu diambil saat ketiganya berada di Ibu Kota Dominika merencanakan untuk membunuh Moise, yang tubuhnya ditemukan penuh dengan peluru.
"Mereka bertemu di sebuah hotel di Santo Domingo," kata Charles kepada wartawan yang dilansir AFP, Jumat (16/7/2021). “Di sekeliling meja ada arsitek plot, tim rekrutmen teknis, dan grup keuangan," katanya lagi.
“Beberapa orang dalam foto telah ditangkap, seperti Dr Christian Emmanuel Sanon dan James Solages,” imbuh Charles.
Pembunuhan itu, yang terjadi selama periode kekerasan geng yang meningkat dan ketidakstabilan politik, telah menjerumuskan Haiti ke dalam kebingungan dan menimbulkan kekhawatiran akan ledakan kasus COVID-19.
Pihak berwenang di Port-au-Prince telah meminta bantuan militer dari Amerika Serikat di tengah krisis, tetapi Presiden Joe Biden pada hari Kamis mengesampingkan pengiriman pasukan AS ke Haiti, dengan mengatakan itu “tidak ada dalam agenda", meskipun keamanan akan ditingkatkan di kedutaan AS.
Amerika Serikat telah mengirim anggota Biro Investigasi Federal (FBI), Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman, Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Keamanan Dalam Negeri ke Haiti.
Pada hari Kamis, FBI mengambil bagian dalam penggeledahan rumah Moise, mengeluarkan setidaknya satu komputer dan beberapa kotak.
Koneksi AS
Polisi mengatakan Solages, seorang warga Haiti-Amerika, berkoordinasi dengan perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di Miami; CTU, sebagai bagian dari plot.
"Kepala firma, Antonio Emmanuel Intriago Valera, ada dalam foto," kata Charles. "Dia memasuki Haiti beberapa kali untuk merencanakan pembunuhan."
Charles mengatakan perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Florida, Worldwide Capital Lending Group, mendanai serangan itu. Bos perusahaan tersebut, Walter Veintemilla, juga muncul bersama komplotannya.
Dua warga Amerika keturunan Haiti dan 26 warga Kolombia diduga ikut serta dalam pembunuhan Moise. Tiga tentara bayaran Kolombia telah tewas dan 18 ditangkap oleh polisi Haiti.
Mereka yang ditahan mengaku bahwa mereka dikontrak untuk menangkap Moise dan menyerahkannya ke Administrasi Penegakan Narkoba (DEA) AS. Hal itu diungkap polisi Kolombia yang membantu penyelidikan.
Kepala Polisi Kolombia, Jorge Vargas, mengatakan orang-orang Kolombia percaya ide awalnya adalah untuk merencanakan penangkapan presiden Moise dan membuatnya tersedia untuk DEA.
“Ada sekelompok empat (tentara bayaran) yang sudah berada di negara itu. Yang lain masuk pada 6 Juni. Mereka melewati Republik Dominika. Kami menelusuri kartu kredit yang digunakan untuk membeli tiket pesawat,” kata Charles.
“Mereka adalah mantan anggota pasukan khusus Kolombia. Mereka ahli, penjahat. Ini adalah serangan yang direncanakan dengan baik,” imbuh kepala polisi Haiti tersebut.
Di antara empat pejabat paspampres yang ditempatkan di sel isolasi di markas polisi adalah Dimitri Herard, kepala paspampres Moise, dan tiga lainnya. Sebanyak 24 lainnya, kata Charles, tunduk pada interogasi.
Malaikat Pelindung
Haiti telah meminta Amerika Serikat—yang telah melatih pasukan Kolombia di masa lalu— untuk membantu dalam menjelaskan siapa yang berada di balik pembunuhan itu.
Pentagon mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa beberapa tersangka dilatih oleh militer AS.
“Tinjauan database pelatihan kami menunjukkan bahwa sejumlah kecil individu Kolombia yang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan ini telah berpartisipasi dalam program pelatihan dan pendidikan militer AS di masa lalu, saat menjabat sebagai anggota aktif pasukan militer Kolombia,” kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Ken Hoffman.
Hoffman mengatakan peninjauan itu "sedang berlangsung".
Sementara itu, foto pertama janda Moise yang terluka, yang dievakuasi ke Florida untuk perawatan medis setelah serangan itu, di-posting hari Kamis.
“Terima kasih untuk tim malaikat pelindung yang membantu saya melewati masa yang mengerikan ini,” kata Martine Moise, 47, di Twitter, di samping fotonya di rumah sakit dengan lengan yang diperban.
“Dengan sentuhan lembut, kebaikan, dan perhatianmu, aku bisa bertahan. Terima kasih! Terima kasih! Terima kasih!"
Penangkapan kepala Paspampres dan tiga anggotanya itu disampaikan Kepala Polisi Nasional Haiti, Leon Charles. Dia juga mengungkap bahwa pembunuhan terhadap presiden Moise direncanakan di negara tetangga; Republik Dominika.
Selama serangan mengerikan di kediaman Moise di Port-au-Prince dini hari pada 7 Juli lalu, para anggota paspampres tidak ada yang cedera. Hal itulah yang memicu kecurigaan bahwa rencana pembunuhan itu merupakan pekerjaan orang dalam.
Sementara itu, sebuah foto yang beredar di media sosial mengidentifikasi dua tersangka— keduanya kemudian ditangkap—bertemu dengan mantan senator oposisi Haiti Joel John Joseph, yang sedang diburu oleh polisi.
Charles mengatakan foto itu itu diambil saat ketiganya berada di Ibu Kota Dominika merencanakan untuk membunuh Moise, yang tubuhnya ditemukan penuh dengan peluru.
"Mereka bertemu di sebuah hotel di Santo Domingo," kata Charles kepada wartawan yang dilansir AFP, Jumat (16/7/2021). “Di sekeliling meja ada arsitek plot, tim rekrutmen teknis, dan grup keuangan," katanya lagi.
“Beberapa orang dalam foto telah ditangkap, seperti Dr Christian Emmanuel Sanon dan James Solages,” imbuh Charles.
Pembunuhan itu, yang terjadi selama periode kekerasan geng yang meningkat dan ketidakstabilan politik, telah menjerumuskan Haiti ke dalam kebingungan dan menimbulkan kekhawatiran akan ledakan kasus COVID-19.
Pihak berwenang di Port-au-Prince telah meminta bantuan militer dari Amerika Serikat di tengah krisis, tetapi Presiden Joe Biden pada hari Kamis mengesampingkan pengiriman pasukan AS ke Haiti, dengan mengatakan itu “tidak ada dalam agenda", meskipun keamanan akan ditingkatkan di kedutaan AS.
Amerika Serikat telah mengirim anggota Biro Investigasi Federal (FBI), Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman, Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Keamanan Dalam Negeri ke Haiti.
Pada hari Kamis, FBI mengambil bagian dalam penggeledahan rumah Moise, mengeluarkan setidaknya satu komputer dan beberapa kotak.
Koneksi AS
Polisi mengatakan Solages, seorang warga Haiti-Amerika, berkoordinasi dengan perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di Miami; CTU, sebagai bagian dari plot.
"Kepala firma, Antonio Emmanuel Intriago Valera, ada dalam foto," kata Charles. "Dia memasuki Haiti beberapa kali untuk merencanakan pembunuhan."
Charles mengatakan perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Florida, Worldwide Capital Lending Group, mendanai serangan itu. Bos perusahaan tersebut, Walter Veintemilla, juga muncul bersama komplotannya.
Dua warga Amerika keturunan Haiti dan 26 warga Kolombia diduga ikut serta dalam pembunuhan Moise. Tiga tentara bayaran Kolombia telah tewas dan 18 ditangkap oleh polisi Haiti.
Mereka yang ditahan mengaku bahwa mereka dikontrak untuk menangkap Moise dan menyerahkannya ke Administrasi Penegakan Narkoba (DEA) AS. Hal itu diungkap polisi Kolombia yang membantu penyelidikan.
Kepala Polisi Kolombia, Jorge Vargas, mengatakan orang-orang Kolombia percaya ide awalnya adalah untuk merencanakan penangkapan presiden Moise dan membuatnya tersedia untuk DEA.
“Ada sekelompok empat (tentara bayaran) yang sudah berada di negara itu. Yang lain masuk pada 6 Juni. Mereka melewati Republik Dominika. Kami menelusuri kartu kredit yang digunakan untuk membeli tiket pesawat,” kata Charles.
“Mereka adalah mantan anggota pasukan khusus Kolombia. Mereka ahli, penjahat. Ini adalah serangan yang direncanakan dengan baik,” imbuh kepala polisi Haiti tersebut.
Di antara empat pejabat paspampres yang ditempatkan di sel isolasi di markas polisi adalah Dimitri Herard, kepala paspampres Moise, dan tiga lainnya. Sebanyak 24 lainnya, kata Charles, tunduk pada interogasi.
Malaikat Pelindung
Haiti telah meminta Amerika Serikat—yang telah melatih pasukan Kolombia di masa lalu— untuk membantu dalam menjelaskan siapa yang berada di balik pembunuhan itu.
Pentagon mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa beberapa tersangka dilatih oleh militer AS.
“Tinjauan database pelatihan kami menunjukkan bahwa sejumlah kecil individu Kolombia yang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan ini telah berpartisipasi dalam program pelatihan dan pendidikan militer AS di masa lalu, saat menjabat sebagai anggota aktif pasukan militer Kolombia,” kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Ken Hoffman.
Hoffman mengatakan peninjauan itu "sedang berlangsung".
Sementara itu, foto pertama janda Moise yang terluka, yang dievakuasi ke Florida untuk perawatan medis setelah serangan itu, di-posting hari Kamis.
“Terima kasih untuk tim malaikat pelindung yang membantu saya melewati masa yang mengerikan ini,” kata Martine Moise, 47, di Twitter, di samping fotonya di rumah sakit dengan lengan yang diperban.
“Dengan sentuhan lembut, kebaikan, dan perhatianmu, aku bisa bertahan. Terima kasih! Terima kasih! Terima kasih!"
(min)
tulis komentar anda