Kisah Raja Faisal Arab Saudi Ditembak Mati Keponakannya yang Baru Pulang dari AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud adalah raja ketiga Arab Saudi yang dikenal sebagai pemimpin visioner dan reformis. Namun, kehidupannya berakhir tragis ketika dia ditembak oleh keponakannya yang baru pulang studi dari Amerika Serikat (AS).
Selain pemimpin yang visioner, Raja Faisal terkenal sebagai sosok pemberani. Semasa berkuasa, dia pernah membuat ekonomi Amerika Serikat (AS) sengsara melalui embargo minyak pada tahun 1973.
Langkah itu dia lakukan sebagai respons terhadap Amerika Serikat (AS) yang mendukung Israel dalam Perang Yom Kippur atau Perang Oktober melawan Mesir dan Suriah.
Peristiwa tragis yang dialami Raja Faisal terjadi pada 25 Maret 1975. Saat itu, sang raja ditembak oleh keponakannya, Pangeran Faisal bin Musaid.
Sebelum ditembak, Raja Faisal yang memerintah Arab Saudi dari tahun 1964 hingga pada kematiannya dikenal karena peranannya dalam modernisasi negara dan kebijakan luar negeri yang kuat.
Salah satu pencapaian besar di bawah kepemimpinannya adalah pengenalan reformasi ekonomi dan sosial serta penguatan posisi Arab Saudi di dunia internasional. Di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi juga mengalami kemajuan pesat dalam infrastruktur dan pendidikan.
Menurut berbagai laporan, termasuk BBC, penembakan Raja Faisal oleh Pangeran Faisal bin Musaid karena sang keponakan marah dan kecewa dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan san raja—khususnya dalam hal reformasi sosial dan ekonomi yang dianggapnya terlalu cepat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional Arab.
Laporan lain menyebutkan bahwa pelaku berusaha membalas dendam atas kematian kakak laki-lakinya, Pangeran Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Arab Saudi pada tahun 1966.
Pada 25 Maret 1975, Pangeran Faisal bin Musaid mengunjungi Istana Raja Faisal di Riyadh. Setelah pertemuan singkat, Pangeran Faisal tiba-tiba mengeluarkan pistol dan menembak sang paman.
Selain pemimpin yang visioner, Raja Faisal terkenal sebagai sosok pemberani. Semasa berkuasa, dia pernah membuat ekonomi Amerika Serikat (AS) sengsara melalui embargo minyak pada tahun 1973.
Langkah itu dia lakukan sebagai respons terhadap Amerika Serikat (AS) yang mendukung Israel dalam Perang Yom Kippur atau Perang Oktober melawan Mesir dan Suriah.
Baca Juga
Kisah Raja Faisal Ditembak Mati Keponakannya
Peristiwa tragis yang dialami Raja Faisal terjadi pada 25 Maret 1975. Saat itu, sang raja ditembak oleh keponakannya, Pangeran Faisal bin Musaid.
Sebelum ditembak, Raja Faisal yang memerintah Arab Saudi dari tahun 1964 hingga pada kematiannya dikenal karena peranannya dalam modernisasi negara dan kebijakan luar negeri yang kuat.
Salah satu pencapaian besar di bawah kepemimpinannya adalah pengenalan reformasi ekonomi dan sosial serta penguatan posisi Arab Saudi di dunia internasional. Di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi juga mengalami kemajuan pesat dalam infrastruktur dan pendidikan.
Menurut berbagai laporan, termasuk BBC, penembakan Raja Faisal oleh Pangeran Faisal bin Musaid karena sang keponakan marah dan kecewa dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan san raja—khususnya dalam hal reformasi sosial dan ekonomi yang dianggapnya terlalu cepat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional Arab.
Laporan lain menyebutkan bahwa pelaku berusaha membalas dendam atas kematian kakak laki-lakinya, Pangeran Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Arab Saudi pada tahun 1966.
Pada 25 Maret 1975, Pangeran Faisal bin Musaid mengunjungi Istana Raja Faisal di Riyadh. Setelah pertemuan singkat, Pangeran Faisal tiba-tiba mengeluarkan pistol dan menembak sang paman.