Takut Dieksekusi Taliban, Satu Keluarga Afghanistan Terdampar di Bandara Turki
Rabu, 14 Juli 2021 - 22:47 WIB
Keputusan itu diambil sehari setelah Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan mengeluarkan perintah resmi kepada negara-negara Eropa untuk berhenti mendeportasi warga negara Afghanistan kembali ke negara itu, dengan alasan meningkatnya kekerasan oleh kelompok teroris Taliban di negara itu dan penyebaran gelombang ketiga COVID-19.
Pihak kementerian mengatakan telah berkonsultasi dengan lembaga pemerintah Afghanistan lainnya dan menganggap situasi saat ini di negara itu tidak kondusif untuk pemulangan paksa migran Afghanistan sampai situasi keamanan membaik, dan dengan demikian melarang repatriasi paksa dari Eropa setidaknya selama tiga bulan.
Pemerintah AS saat ini bekerja untuk mengevakuasi sekitar 18.000 penerjemah Afghanistan dan lainnya yang membantu upaya Amerika dalam perang di negara itu, bersama dengan anggota keluarga mereka, dalam operasi pengangkutan udara yang kompleks. Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya juga akan menawarkan ribuan visa tambahan bagi perempuan Afghanistan yang mungkin menjadi sasaran Taliban.
Selama briefing untuk wartawan di Jenewa pada hari Selasa, juru bicara badan pengungsi PBB memperingatkan krisis kemanusiaan yang membayangi di Afghanistan di tengah meningkatnya kekerasan.
Juru bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan sekitar 270.000 warga Afghanistan telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, menjadi pengungsi internal, sejak Januari saja, terutama karena ketidakamanan dan kekerasan menjadikan total populasi tercerabut menjadi lebih dari 3,5 juta.
Pihak kementerian mengatakan telah berkonsultasi dengan lembaga pemerintah Afghanistan lainnya dan menganggap situasi saat ini di negara itu tidak kondusif untuk pemulangan paksa migran Afghanistan sampai situasi keamanan membaik, dan dengan demikian melarang repatriasi paksa dari Eropa setidaknya selama tiga bulan.
Pemerintah AS saat ini bekerja untuk mengevakuasi sekitar 18.000 penerjemah Afghanistan dan lainnya yang membantu upaya Amerika dalam perang di negara itu, bersama dengan anggota keluarga mereka, dalam operasi pengangkutan udara yang kompleks. Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya juga akan menawarkan ribuan visa tambahan bagi perempuan Afghanistan yang mungkin menjadi sasaran Taliban.
Selama briefing untuk wartawan di Jenewa pada hari Selasa, juru bicara badan pengungsi PBB memperingatkan krisis kemanusiaan yang membayangi di Afghanistan di tengah meningkatnya kekerasan.
Juru bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan sekitar 270.000 warga Afghanistan telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, menjadi pengungsi internal, sejak Januari saja, terutama karena ketidakamanan dan kekerasan menjadikan total populasi tercerabut menjadi lebih dari 3,5 juta.
(ian)
tulis komentar anda