Korban Tewas Kebakaran RS COVID Tembus 92 Jiwa, Warga Irak Marah
Selasa, 13 Juli 2021 - 23:22 WIB
Sementara beberapa mayat dikumpulkan untuk dimakamkan, dengan pelayat menangis dan berdoa di atas peti mati, sisa-sisa lebih dari 20 mayat yang hangus parah memerlukan tes DNA untuk mengidentifikasi mereka.
Di kamar mayat kota, kemarahan menyebar di antara orang-orang yang berkumpul saat mereka menunggu untuk menerima jenazah kerabat mereka.
"Tidak ada respon cepat terhadap api, tidak cukup petugas pemadam kebakaran. Orang sakit terbakar sampai mati. Ini bencana," kata Mohammed Fadhil, yang menunggu untuk menerima jenazah kerabatnya.
Kobaran api menjebak banyak pasien di dalam bangsal COVID-19 yang sulit dijangkau oleh tim penyelamat, kata seorang petugas kesehatan kepada Reuters pada Senin sebelum memasuki gedung yang terbakar.
Di Najaf, sebuah kota suci Syiah sekitar 250 km barat laut Nassiriya, seorang Imad Hashim yang marah menangis tersedu-sedu setelah kehilangan ibu, saudara ipar dan keponakannya.
"Apa yang harus saya katakan setelah kehilangan keluarga saya," kata pria berusia 46 tahun itu.
"Tidak ada gunanya menuntut apa pun dari pemerintah yang gagal. Tiga hari dan kasus ini akan dilupakan seperti yang lain," imbuhnya.
Ini adalah tragedi kedua di Irak dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan April, kebakaran serupa terjadi di rumah sakit COVID-19 Baghdad menewaskan sedikitnya 82 orang dan melukai 110 lainnya.
Kepala Komisi Hak Asasi Manusia semi-resmi Irak mengatakan kebakaran itu menunjukkan betapa tidak efektifnya langkah-langkah keamanan dalam sistem kesehatan yang dilumpuhkan oleh perang dan sanksi.
Di kamar mayat kota, kemarahan menyebar di antara orang-orang yang berkumpul saat mereka menunggu untuk menerima jenazah kerabat mereka.
"Tidak ada respon cepat terhadap api, tidak cukup petugas pemadam kebakaran. Orang sakit terbakar sampai mati. Ini bencana," kata Mohammed Fadhil, yang menunggu untuk menerima jenazah kerabatnya.
Kobaran api menjebak banyak pasien di dalam bangsal COVID-19 yang sulit dijangkau oleh tim penyelamat, kata seorang petugas kesehatan kepada Reuters pada Senin sebelum memasuki gedung yang terbakar.
Di Najaf, sebuah kota suci Syiah sekitar 250 km barat laut Nassiriya, seorang Imad Hashim yang marah menangis tersedu-sedu setelah kehilangan ibu, saudara ipar dan keponakannya.
"Apa yang harus saya katakan setelah kehilangan keluarga saya," kata pria berusia 46 tahun itu.
"Tidak ada gunanya menuntut apa pun dari pemerintah yang gagal. Tiga hari dan kasus ini akan dilupakan seperti yang lain," imbuhnya.
Ini adalah tragedi kedua di Irak dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan April, kebakaran serupa terjadi di rumah sakit COVID-19 Baghdad menewaskan sedikitnya 82 orang dan melukai 110 lainnya.
Kepala Komisi Hak Asasi Manusia semi-resmi Irak mengatakan kebakaran itu menunjukkan betapa tidak efektifnya langkah-langkah keamanan dalam sistem kesehatan yang dilumpuhkan oleh perang dan sanksi.
tulis komentar anda