Lagi Asik Selfie, 16 Orang Tewas Disambar Petir di India
Selasa, 13 Juli 2021 - 01:01 WIB
JAIPUR - Satu sambaran petir menewaskan 16 orang dan melukai lebih banyak orang lainnya di Jaipur, India utara pada Minggu (11/7).
Para korban sedang asik mengambil foto selfie di saat hujan di atas menara pengawas di Benteng Amer abad ke-12. Lokasi itu memang telah jadi tujuan wisata yang populer.
Secara terpisah, puluhan orang juga tewas dalam sambaran petir di negara bagian Uttar Pradesh dan Madhya Pradesh.
Sambaran petir membunuh rata-rata 2.000 orang India setiap tahun, menurut data resmi.
Seorang perwira polisi senior mengatakan sebagian besar orang yang tewas di menara benteng itu masih muda.
Dua puluh tujuh orang berada di menara dan dinding benteng ketika sambaran petir itu terjadi dan beberapa orang dilaporkan melompat ke tanah.
“Pada Minggu saja, ada sembilan kematian lagi akibat sambaran petir yang dilaporkan di penjuru negara bagian Rajasthan, tempat Jaipur berada,” papar laporan media lokal.
Sebanyak 41 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, dilaporkan tewas di negara bagian Uttar Pradesh.
Korban terbanyak yakni 14 orang tercatat di kota Allahabad yang juga dikenal sebagai Prayagraj.
Dua pria, yang berlindung di bawah pohon, tewas di tempat setelah tersambar petir di kota Firozabad. Kematian yang lainnya terjadi di beberapa distrik di penjuru negara bagian tersebut.
Sebanyak tujuh orang tewas di Madhya Pradesh. Para pakar mengatakan jumlah korban yang banyak di kedua negara bagian itu karena sejumlah besar orang bekerja di luar ruangan di bidang pertanian dan konstruksi.
Kepala menteri Uttar Pradesh dan Rajasthan serta Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengumumkan santunan untuk keluarga mereka yang meninggal akibat sambaran petir.
Musim muson India, yang disertai hujan lebat, biasanya berlangsung dari Juni hingga September.
Departemen Meteorologi India (IMD) mengatakan kematian akibat sambaran petir telah berlipat ganda di negara itu sejak 1960-an. IMD menyatakan salah satu alasannya adalah krisis iklim.
Data mengatakan insiden sambaran petir telah meningkat 30%-40% sejak awal hingga pertengahan 1990-an.
Pada 2018 negara bagian Andhra Pradesh di selatan mencatat 36.749 sambaran petir hanya dalam 13 jam. Lebih dari 100 orang tewas di dua negara bagian pada Juni tahun lalu dalam insiden terkait petir.
Para pejabat mengatakan sambaran petir lebih sering terjadi di daerah dengan tutupan pohon yang lebih tipis, membuat orang rentan untuk disambar.
Para korban sedang asik mengambil foto selfie di saat hujan di atas menara pengawas di Benteng Amer abad ke-12. Lokasi itu memang telah jadi tujuan wisata yang populer.
Secara terpisah, puluhan orang juga tewas dalam sambaran petir di negara bagian Uttar Pradesh dan Madhya Pradesh.
Sambaran petir membunuh rata-rata 2.000 orang India setiap tahun, menurut data resmi.
Seorang perwira polisi senior mengatakan sebagian besar orang yang tewas di menara benteng itu masih muda.
Dua puluh tujuh orang berada di menara dan dinding benteng ketika sambaran petir itu terjadi dan beberapa orang dilaporkan melompat ke tanah.
“Pada Minggu saja, ada sembilan kematian lagi akibat sambaran petir yang dilaporkan di penjuru negara bagian Rajasthan, tempat Jaipur berada,” papar laporan media lokal.
Sebanyak 41 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, dilaporkan tewas di negara bagian Uttar Pradesh.
Korban terbanyak yakni 14 orang tercatat di kota Allahabad yang juga dikenal sebagai Prayagraj.
Dua pria, yang berlindung di bawah pohon, tewas di tempat setelah tersambar petir di kota Firozabad. Kematian yang lainnya terjadi di beberapa distrik di penjuru negara bagian tersebut.
Sebanyak tujuh orang tewas di Madhya Pradesh. Para pakar mengatakan jumlah korban yang banyak di kedua negara bagian itu karena sejumlah besar orang bekerja di luar ruangan di bidang pertanian dan konstruksi.
Kepala menteri Uttar Pradesh dan Rajasthan serta Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengumumkan santunan untuk keluarga mereka yang meninggal akibat sambaran petir.
Musim muson India, yang disertai hujan lebat, biasanya berlangsung dari Juni hingga September.
Departemen Meteorologi India (IMD) mengatakan kematian akibat sambaran petir telah berlipat ganda di negara itu sejak 1960-an. IMD menyatakan salah satu alasannya adalah krisis iklim.
Data mengatakan insiden sambaran petir telah meningkat 30%-40% sejak awal hingga pertengahan 1990-an.
Pada 2018 negara bagian Andhra Pradesh di selatan mencatat 36.749 sambaran petir hanya dalam 13 jam. Lebih dari 100 orang tewas di dua negara bagian pada Juni tahun lalu dalam insiden terkait petir.
Para pejabat mengatakan sambaran petir lebih sering terjadi di daerah dengan tutupan pohon yang lebih tipis, membuat orang rentan untuk disambar.
(sya)
tulis komentar anda