Analis: Setelah Tinggalkan Afghanistan, AS Lirik Asia Tengah
Minggu, 11 Juli 2021 - 23:52 WIB
LONDON - Situasi yang berlangsung di Afghanistan setelah penarikan pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) telah mendorong beberapa kekuatan untuk menyelaraskan kembali hubungan mereka untuk menggagalkan ancaman bersama dan berusaha bersama untuk menstabilkan kawasan. Negara-negara Asia Tengah dan Asia Selatan mengamati dengan seksama situasi yang berkembang tersebut.
Ada kekhawatiran yang meningkat di Uzbekistan dan Tajikistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan. Rusia memperluas jaminan dan bantuan militer kedua negara Asia Tengah ini dan juga ke Kirgistan.
Menurut pendapat pensiunan Jenderal Amerika David Petraeus, yang memimpin pasukan di Afghanistan pada 2010-2011, penarikan pasukan AS yang tergesa-gesa telah secara serius membahayakan jaminan psikologis yang diandalkan oleh setiap tentara Afghanistan untuk melaksanakan tugas pertahanan.
Akibatnya, mereka akan ragu apakah mereka dapat memiliki cadangan yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup, dukungan, dan prospek evakuasi mereka.
Sementara itu, Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia menyuarakan keprihatinan bahwa situasi di Afghanistan akan semakin memburuk setelah pasukan AS dan NATO benar-benar meninggalkan negara itu. Hal ini, ia khawatirkan dapat berkontribusi pada peningkatan aktivitas teroris elemen ISIS dan al-Qaeda di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Uzbekistan dan Tajikistan baru-baru ini diundang ke Washington untuk berkonsultasi guna merumuskan rencana cadangan yang dapat memungkinkan AS untuk mengandalkan kedua negara ini dalam keadaan darurat apa pun.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengadakan pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Uzbekistan, Abdul Aziz Komilov dan Menteri Luar Negeri Tajikistan, Sirojiddin Muhriddin.
Ada kekhawatiran yang meningkat di Uzbekistan dan Tajikistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan. Rusia memperluas jaminan dan bantuan militer kedua negara Asia Tengah ini dan juga ke Kirgistan.
Menurut pendapat pensiunan Jenderal Amerika David Petraeus, yang memimpin pasukan di Afghanistan pada 2010-2011, penarikan pasukan AS yang tergesa-gesa telah secara serius membahayakan jaminan psikologis yang diandalkan oleh setiap tentara Afghanistan untuk melaksanakan tugas pertahanan.
Akibatnya, mereka akan ragu apakah mereka dapat memiliki cadangan yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup, dukungan, dan prospek evakuasi mereka.
Sementara itu, Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia menyuarakan keprihatinan bahwa situasi di Afghanistan akan semakin memburuk setelah pasukan AS dan NATO benar-benar meninggalkan negara itu. Hal ini, ia khawatirkan dapat berkontribusi pada peningkatan aktivitas teroris elemen ISIS dan al-Qaeda di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Uzbekistan dan Tajikistan baru-baru ini diundang ke Washington untuk berkonsultasi guna merumuskan rencana cadangan yang dapat memungkinkan AS untuk mengandalkan kedua negara ini dalam keadaan darurat apa pun.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengadakan pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Uzbekistan, Abdul Aziz Komilov dan Menteri Luar Negeri Tajikistan, Sirojiddin Muhriddin.
tulis komentar anda