Mengapa AS Tak Berdaya Hadapi Kebakaran Los Angeles? Ini Penjelasannya

Minggu, 12 Januari 2025 - 09:28 WIB
loading...
Mengapa AS Tak Berdaya...
Kebakaran Los Angeles membuat pihak berwenang federal AS dan negara bagian California tak berdaya untuk mengatasinya dengan cepat. Foto/Screengrab video USA Today
A A A
LOS ANGELES - Kebakaran Los Angeles yang dimulai sejak Selasa lalu telah membuat pihak berwenang federal Amerika Serikat (AS) dan negara bagian California tak berdaya untuk mengatasinya dengan cepat.

Alih-alih cepat dipadamkan, kebakaran justru meluas dan menimbulkan kerugian sangat besar.

Data hingga hari ini, 11 orang tewas dan sekitar 10.000 bangunan hancur. Kebakaran telah menyebar hingga 150 kilometer persegi.

Pertanyaan kritis muncul mengapa kota terbesar di California, negara bagian yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membentengi diri terhadap kebakaran hutan, tidak dapat menghentikan kebakaran kali ini.

Peraturan negara bagian mengharuskan penduduk di lingkungan berisiko tinggi untuk membuat penyangga bebas vegetasi di sekitar rumah mereka. California juga telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengurangi jumlah bahan bakar kayu untuk membakar api.



Wilayah tersebut kerap membanggakan pasukan pemadam kebakarannya sebagai yang terbesar di AS. Namun dalam beberapa hari, komunitas yang telah berusia puluhan tahun dan tempat-tempat yang dicintai telah hilang, dan penduduk bertanya-tanya mengapa.

Para pakar mengatakan beberapa faktor utama—termasuk perluasan kota, penolakan untuk membersihkan vegetasi di sekitar rumah, dan sistem air yang tidak dirancang untuk memerangi beberapa kebakaran besar sekaligus—membuat Los Angeles rentan terhadap bencana.

Karena perubahan iklim memicu rekor panas, membuat lereng bukit siap untuk kebakaran hutan yang dengan cepat berkembang menjadi kebakaran besar, faktor-faktor ini menyebabkan bencana.

"Ada banyak hal yang bisa dan seharusnya dilakukan," kata Timothy Ingalsbee, direktur eksekutif Firefighters United for Safety, Ethics and Ecology yang berbasis di Oregon.

"Puluhan tahun sebelum kita tahu tentang perubahan iklim, kita tahu perluasan kota seperti ini merupakan risiko besar,” ujarnya, seperti dikutip The Washington Post, Minggu (12/1/2025).
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.173)