Pemimpin Hizbullah: Logistik Siap untuk Impor Bahan Bakar Iran
Sabtu, 26 Juni 2021 - 16:01 WIB
BEIRUT - Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah mengulangi janji untuk mengimpor bahan bakar Iran jika krisis berlanjut di penjuru negeri.
Nasrallah memimpin kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran. Dia mengatakan pada awal Juni bahwa Iran dapat memberikan bahan bakar ke Lebanon dengan mata uang pound lokal, menghindari krisis mata uang asing.
Selama beberapa pekan, terjadi krisis bahan bakar akibat krisis keuangan Lebanon yang semakin dalam.
Krisis bahan bakar memaksa pengendara mengantre berjam-jam untuk mendapatkan bensin yang jumlahnya sangat sedikit.
"Saya ingin menekankan bahwa saya berjanji dan saya masih berjanji, jika kita harus pergi ke Iran untuk mendapatkan bensin dan bahan bakar minyak, kita akan melakukannya bahkan jika itu menyebabkan masalah," papar Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Sebelumnya, pada Jumat, Perdana Menteri sementara Hassan Diab menyetujui keputusan mengimpor bahan bakar dengan nilai tukar pound Lebanon yang nilainya lebih lemah daripada dolar. Dampaknya, subsidi bensin dikurangi.
"Semuanya sudah siap, yang kita butuhkan hanyalah izin untuk bergerak," ujar Nasrallah, seraya menambahkan bahwa ini tidak akan dilakukan melalui bank sentral untuk menghindari sanksi internasional.
Nasrallah memimpin kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran. Dia mengatakan pada awal Juni bahwa Iran dapat memberikan bahan bakar ke Lebanon dengan mata uang pound lokal, menghindari krisis mata uang asing.
Selama beberapa pekan, terjadi krisis bahan bakar akibat krisis keuangan Lebanon yang semakin dalam.
Krisis bahan bakar memaksa pengendara mengantre berjam-jam untuk mendapatkan bensin yang jumlahnya sangat sedikit.
"Saya ingin menekankan bahwa saya berjanji dan saya masih berjanji, jika kita harus pergi ke Iran untuk mendapatkan bensin dan bahan bakar minyak, kita akan melakukannya bahkan jika itu menyebabkan masalah," papar Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Sebelumnya, pada Jumat, Perdana Menteri sementara Hassan Diab menyetujui keputusan mengimpor bahan bakar dengan nilai tukar pound Lebanon yang nilainya lebih lemah daripada dolar. Dampaknya, subsidi bensin dikurangi.
"Semuanya sudah siap, yang kita butuhkan hanyalah izin untuk bergerak," ujar Nasrallah, seraya menambahkan bahwa ini tidak akan dilakukan melalui bank sentral untuk menghindari sanksi internasional.
(sya)
tulis komentar anda