Staf PBB di Sudan Selatan Kabur dari Karantina Covid-19
Senin, 20 April 2020 - 17:16 WIB
JUBA - Seorang staf PBB yang berbasis di Sudan Selatan, yang terinfeksi Covid-19 dilaporkan kabur dari lokasi karantina dan meninggalkan negara itu. Sudan Selatan telah mengkonfirmasi empat kasus Covid-19 sejauh ini.
Semua kasus Covid-19 di Sudan Selatan adalah staf PBB dan telah menerapkan beberapa langkah, salah satunya menyerukan untuk mengkarantina dan menguji semua kontak mereka yang telah dites positif.
PBB mengatakan tengah melacak 99 orang yang telah melakukan kontak dengan staf mereka yang terinfeksi dan berharap mereka akan dikarantina, dan diuji selama dua minggu ke depan.
"Tetapi salah satu staf dalam isolasi melarikan diri tanpa otorisasi," kata kantor Wakil Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (20/4/2020).
"Dia menerima satu tes dan hasilnya adalah negatif, dan kemudian meninggalkan Ibu Kota Sudan Selatan, Juba tanpa sepengetahuan PBB. Dia mengambil penerbangan komersial, bukan penerbangan PBB," sambungnya.
Masalah ini tidak berjalan baik dengan pemerintah Sudan Selatan, yang menyalahkan misi PBB karena gagal mematuhi arahan yang ditetapkan untuk menanggapi pandemi. Gugus tugas tingkat tinggi pemerintah mengatakan staf tersebut meninggalkan Sudan Selatan dengan penerbangan PBB.
"Gugus tugas tingkat tinggi mengutuk tindakan itu dalam kondisi sekuat mungkin, meminta sistem PBB di Sudan Selatan bertanggung jawab atas setiap peristiwa tidak wajar yang mungkin terjadi," kata Wakil Menteri Kesehatan Sudan Selatan, Makur Matur Koriom.
"Kami mendesak kantor negara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Sudan Selatan untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut tentang masalah tersebut. Ini jelas bertentangan dengan Peraturan Kesehatan Internasional," ujarnya.
Semua kasus Covid-19 di Sudan Selatan adalah staf PBB dan telah menerapkan beberapa langkah, salah satunya menyerukan untuk mengkarantina dan menguji semua kontak mereka yang telah dites positif.
PBB mengatakan tengah melacak 99 orang yang telah melakukan kontak dengan staf mereka yang terinfeksi dan berharap mereka akan dikarantina, dan diuji selama dua minggu ke depan.
"Tetapi salah satu staf dalam isolasi melarikan diri tanpa otorisasi," kata kantor Wakil Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (20/4/2020).
"Dia menerima satu tes dan hasilnya adalah negatif, dan kemudian meninggalkan Ibu Kota Sudan Selatan, Juba tanpa sepengetahuan PBB. Dia mengambil penerbangan komersial, bukan penerbangan PBB," sambungnya.
Masalah ini tidak berjalan baik dengan pemerintah Sudan Selatan, yang menyalahkan misi PBB karena gagal mematuhi arahan yang ditetapkan untuk menanggapi pandemi. Gugus tugas tingkat tinggi pemerintah mengatakan staf tersebut meninggalkan Sudan Selatan dengan penerbangan PBB.
"Gugus tugas tingkat tinggi mengutuk tindakan itu dalam kondisi sekuat mungkin, meminta sistem PBB di Sudan Selatan bertanggung jawab atas setiap peristiwa tidak wajar yang mungkin terjadi," kata Wakil Menteri Kesehatan Sudan Selatan, Makur Matur Koriom.
"Kami mendesak kantor negara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Sudan Selatan untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut tentang masalah tersebut. Ini jelas bertentangan dengan Peraturan Kesehatan Internasional," ujarnya.
(esn)
tulis komentar anda