Rusia Sebut Latihan Militer NATO Kedok Selundupkan Senjata Canggih ke Ukraina
Jum'at, 04 Juni 2021 - 13:58 WIB
WINA - Rusia menyerukan Misi Pemantauan Khusus Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE SMM) untuk memantau dengan cermat semua aspek yang terkait dengan latihan militer Sea Breeze 2021 NATO yang melibatkan Ukraina . Hal itu diungkapkan Perwakilan Tetap Rusia untuk OSCE Alexander Lukashevich mengatakan pada pertemuan Dewan Tetap OSCE di Wina pada hari Kamis.
Lukashevich menyatakan bahwa menurut informasi yang tersedia, ada rencana untuk mengirimkan senjata dan amunisi canggih ke Ukraina dengan kedok latihan.
"Senjata-senjata itu nantinya dapat diserahkan kepada Angkatan Bersenjata Ukraina dan kelompok paramiliter nasionalis yang ditempatkan di dekat garis kontak di Donbass, seperti yang telah terjadi sebelumnya," tuding Lukashevich.
“Kami ingin menunjukkan bahwa upaya militerisasi Ukraina dan membanjiri negara dengan senjata tidak akan membantu membangun perdamaian di Donbass tetapi sebaliknya, itu akan mendorong orang-orang yang bermusuhan di Kiev untuk meningkatkan kegiatan militer di timur negara itu," imbuhnya.
"Kami menyerukan SMM untuk memantau dengan cermat semua aspek yang terkait dengan latihan ini," kata utusan Rusia itu seperti dikutip dari TASS, Jumat (4/6/2021).
Sebelumnya, pada 2 Juni, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa senjata canggih akan dikirim ke Ukraina dengan kedok latihan Sea Breeze 2021 yang dijadwalkan berlangsung antara 28 Juni dan 10 Juli.
Rusia dan Ukraian beberapa waktu lalu terlibat dalam ketegangan. Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas meningkatnya bentrokan di Donbass, tempat pasukan Ukraina bertempur melawan pasukan yang didukung Rusia dalam konflik yang menurut Kiev telah menewaskan 14.000 orang sejak 2014.
Ukraina, sekutu Baratnya, dan NATO menuduh Rusia melakukan peningkatan pasukan "provokatif" di perbatasan timur Ukraina dan di Crimea. Rusia pada gilirannya menuduh Amerika Serikat (AS) dan NATO melakukan "aktivitas provokatif" di kawasan Laut Hitam.
Namun ketegangan itu berakhir dengan ditariknya pasukan Rusia dari perbatasan dengan Ukraina.
Baca juga: Ketegangan dengan Rusia Memanas, NATO Gelar Latihan Perang Besar-besaran
Lukashevich menyatakan bahwa menurut informasi yang tersedia, ada rencana untuk mengirimkan senjata dan amunisi canggih ke Ukraina dengan kedok latihan.
"Senjata-senjata itu nantinya dapat diserahkan kepada Angkatan Bersenjata Ukraina dan kelompok paramiliter nasionalis yang ditempatkan di dekat garis kontak di Donbass, seperti yang telah terjadi sebelumnya," tuding Lukashevich.
“Kami ingin menunjukkan bahwa upaya militerisasi Ukraina dan membanjiri negara dengan senjata tidak akan membantu membangun perdamaian di Donbass tetapi sebaliknya, itu akan mendorong orang-orang yang bermusuhan di Kiev untuk meningkatkan kegiatan militer di timur negara itu," imbuhnya.
"Kami menyerukan SMM untuk memantau dengan cermat semua aspek yang terkait dengan latihan ini," kata utusan Rusia itu seperti dikutip dari TASS, Jumat (4/6/2021).
Sebelumnya, pada 2 Juni, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa senjata canggih akan dikirim ke Ukraina dengan kedok latihan Sea Breeze 2021 yang dijadwalkan berlangsung antara 28 Juni dan 10 Juli.
Rusia dan Ukraian beberapa waktu lalu terlibat dalam ketegangan. Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas meningkatnya bentrokan di Donbass, tempat pasukan Ukraina bertempur melawan pasukan yang didukung Rusia dalam konflik yang menurut Kiev telah menewaskan 14.000 orang sejak 2014.
Ukraina, sekutu Baratnya, dan NATO menuduh Rusia melakukan peningkatan pasukan "provokatif" di perbatasan timur Ukraina dan di Crimea. Rusia pada gilirannya menuduh Amerika Serikat (AS) dan NATO melakukan "aktivitas provokatif" di kawasan Laut Hitam.
Namun ketegangan itu berakhir dengan ditariknya pasukan Rusia dari perbatasan dengan Ukraina.
Baca juga: Ketegangan dengan Rusia Memanas, NATO Gelar Latihan Perang Besar-besaran
(ian)
tulis komentar anda