Kerahkan Roket dan Rudal Anti Tank, Militer China Latihan Tembak Musuh di Laut
Kamis, 03 Juni 2021 - 12:52 WIB
Ini telah menjadi area penelitian, pengembangan, dan juga eksperimen penting bagi militer Amerika Serikat (AS), yang telah mencari opsi untuk menghancurkan kemampuan anti-akses atau area-denial dengan persenjataan rudal di seluruh angkatan bersenjata.
Pada tahun 2018, Angkatan Darat AS berhasil menembakkan Naval Strike Missile dari truk Sistem Beban Pallet, menyerang kapal yang dinonaktifkan selama latihan Rim of the Pacific sebagai yang pertama untuk pasukan tersebut.
Tahun berikutnya, Mark Esper, yang saat itu menjadi sekretaris Angkatan Darat AS, menyarankan bahwa meriam strategis jarak jauh yang diminati Angkatan Darat dapat melubangi pertahanan China di laut, membantu membuka jalan bagi Angkatan Laut AS dari posisi darat.
“Bisa dibayangkan skenario dimana TNI AL merasa tidak bisa masuk ke Laut China Selatan karena kapal angkatan laut China atau apapun itu,” jelasnya.
"Kita bisa - dari lokasi tetap, di pulau atau tempat lain - menyerang target musuh, target angkatan laut, pada jarak yang jauh," imbuhnya.
Angkatan Darat AS juga telah mengejar kemampuan tempur yang dikenal sebagai Rudal Anti-Kapal Berbasis Darat yang akan memungkinkannya mengejar target maritim.
Baru-baru ini, Korps Marinir AS menembakkan rudal dari Sistem Interdiksi Kapal Ekspedisi Laut Angkatan Laut (NMESIS), kombinasi dari rudal serangan angkatan laut dan Kendaraan Taktis Ringan Gabungan tak berawak yang dikenal sebagai kendaraan penembakan Unit Ekspedisi Darat yang Dioperasikan Jarak Jauh (ROGUE), dan menenggelamkan target permukaan bergerak di laut.
“Sekarang, kita dapat memindahkan ini di sekitar kapal atau meletakkannya di darat dan membuat angkatan laut musuh dalam bahaya,” ujar Jenderal David Berger, komandan Korps Marinir, kepada anggota parlemen pada bulan April lalu.
Pada tahun 2018, Angkatan Darat AS berhasil menembakkan Naval Strike Missile dari truk Sistem Beban Pallet, menyerang kapal yang dinonaktifkan selama latihan Rim of the Pacific sebagai yang pertama untuk pasukan tersebut.
Tahun berikutnya, Mark Esper, yang saat itu menjadi sekretaris Angkatan Darat AS, menyarankan bahwa meriam strategis jarak jauh yang diminati Angkatan Darat dapat melubangi pertahanan China di laut, membantu membuka jalan bagi Angkatan Laut AS dari posisi darat.
“Bisa dibayangkan skenario dimana TNI AL merasa tidak bisa masuk ke Laut China Selatan karena kapal angkatan laut China atau apapun itu,” jelasnya.
"Kita bisa - dari lokasi tetap, di pulau atau tempat lain - menyerang target musuh, target angkatan laut, pada jarak yang jauh," imbuhnya.
Angkatan Darat AS juga telah mengejar kemampuan tempur yang dikenal sebagai Rudal Anti-Kapal Berbasis Darat yang akan memungkinkannya mengejar target maritim.
Baru-baru ini, Korps Marinir AS menembakkan rudal dari Sistem Interdiksi Kapal Ekspedisi Laut Angkatan Laut (NMESIS), kombinasi dari rudal serangan angkatan laut dan Kendaraan Taktis Ringan Gabungan tak berawak yang dikenal sebagai kendaraan penembakan Unit Ekspedisi Darat yang Dioperasikan Jarak Jauh (ROGUE), dan menenggelamkan target permukaan bergerak di laut.
Baca Juga
“Sekarang, kita dapat memindahkan ini di sekitar kapal atau meletakkannya di darat dan membuat angkatan laut musuh dalam bahaya,” ujar Jenderal David Berger, komandan Korps Marinir, kepada anggota parlemen pada bulan April lalu.
tulis komentar anda