China Sanksi Komisaris Kebebasan Beragama AS
Rabu, 26 Mei 2021 - 19:06 WIB
BEIJING - China mengumumkan menjatuhkan sanksi kepada Komisaris Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (AS).
"China telah memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada Komisaris Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat [USCIRF] Johnnie Moore, melarang dia dan keluarganya memasuki daratan China dan Hong Kong serta Makau," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lijian Zhao, dalam konferensi di Beijing, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (26/5/2021).
Moore Desember lalu telah mengumumkan "penahanan Jimmy Lai menembus Proyek Tahanan Religius Hati Nurani".
Taipan media Hong Kong Jimmy Lai berada di penjara menghadapi beberapa dakwaan termasuk yang berada di bawah undang-undang keamanan nasional yang kontroversial.
Selain itu, USCIRF dalam laporan tahunan 2021 menuduh kondisi kebebasan beragama di China "memburuk".
“Pemerintah (China) mengintensifkan kebijakan 'sinisasi agama', terutama menargetkan agama-agama yang dianggap memiliki koneksi asing, seperti Kristen, Islam, dan Buddha Tibet,” bunyi laporan itu.
Pada bagiannya, Moore mengatakan dalam laporannya: "Partai Komunis China adalah aktor bermusuhan yang tindakannya membahayakan dunia, dan pelanggarannya telah dimungkinkan oleh kebijakan yang tidak dapat dimaafkan yang disahkan oleh Kongres dan Gedung Putih atas banyak pemerintahan."
"Kami tidak dapat membiarkan tatanan internasional, dalam mengejar kepentingan pribadi, untuk terus membiarkan China bermain dengan aturannya sendiri," tambahnya.
Sementara itu, Beijing mendesak Washington untuk mengizinkan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki asal muasal virus Corona baru yang mematikan.
"Jika AS benar-benar menginginkan penyelidikan penuh dan transparan tentang asal-usul virus Corona, ia harus mengundang pakar WHO ke negara itu, seperti yang telah dilakukan China, dan membuka pangkalan Fort Detrick sesegera mungkin dan mengungkapkan data terperinci tentang penyakit pernapasan yang tidak dapat dijelaskan pada Juli 2019," kata Lijian.
AS dan sekutunya bersikeras menyelidiki asal-usul virus Corona baru yang telah memengaruhi lebih dari 165 juta orang dan menewaskan hampir 3,5 juta sejak pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 di China.
Sebuah tim WHO merilis laporan mereka setelah mengunjungi China Januari lalu, mengesampingkan infeksi buatan manusia, tetapi menunjuk hewan liar sebagai sumbernya.
"China telah memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada Komisaris Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat [USCIRF] Johnnie Moore, melarang dia dan keluarganya memasuki daratan China dan Hong Kong serta Makau," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lijian Zhao, dalam konferensi di Beijing, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (26/5/2021).
Moore Desember lalu telah mengumumkan "penahanan Jimmy Lai menembus Proyek Tahanan Religius Hati Nurani".
Taipan media Hong Kong Jimmy Lai berada di penjara menghadapi beberapa dakwaan termasuk yang berada di bawah undang-undang keamanan nasional yang kontroversial.
Selain itu, USCIRF dalam laporan tahunan 2021 menuduh kondisi kebebasan beragama di China "memburuk".
“Pemerintah (China) mengintensifkan kebijakan 'sinisasi agama', terutama menargetkan agama-agama yang dianggap memiliki koneksi asing, seperti Kristen, Islam, dan Buddha Tibet,” bunyi laporan itu.
Pada bagiannya, Moore mengatakan dalam laporannya: "Partai Komunis China adalah aktor bermusuhan yang tindakannya membahayakan dunia, dan pelanggarannya telah dimungkinkan oleh kebijakan yang tidak dapat dimaafkan yang disahkan oleh Kongres dan Gedung Putih atas banyak pemerintahan."
"Kami tidak dapat membiarkan tatanan internasional, dalam mengejar kepentingan pribadi, untuk terus membiarkan China bermain dengan aturannya sendiri," tambahnya.
Sementara itu, Beijing mendesak Washington untuk mengizinkan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki asal muasal virus Corona baru yang mematikan.
"Jika AS benar-benar menginginkan penyelidikan penuh dan transparan tentang asal-usul virus Corona, ia harus mengundang pakar WHO ke negara itu, seperti yang telah dilakukan China, dan membuka pangkalan Fort Detrick sesegera mungkin dan mengungkapkan data terperinci tentang penyakit pernapasan yang tidak dapat dijelaskan pada Juli 2019," kata Lijian.
AS dan sekutunya bersikeras menyelidiki asal-usul virus Corona baru yang telah memengaruhi lebih dari 165 juta orang dan menewaskan hampir 3,5 juta sejak pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 di China.
Sebuah tim WHO merilis laporan mereka setelah mengunjungi China Januari lalu, mengesampingkan infeksi buatan manusia, tetapi menunjuk hewan liar sebagai sumbernya.
(ian)
tulis komentar anda