Rusia dan China akan Manfaatkan Keputusan AS Keluar dari Timur Tengah

Senin, 24 Mei 2021 - 23:50 WIB
loading...
Rusia dan China akan...
Kepala CENTCOM, Frank McKenzie sebut Rusia dan China mungkin akan memanfaatkan celah kosong saat AS keluar dari Timur Tengah. Foto/REUTERS
A A A
BAGHDAD - Ketika Amerika Serikat (AS) mengurangi kehadiran militernya di Timur Tengah untuk fokus pada persaingan dengan China dan Rusia , hal itu berisiko memberi kedua negara tersebut kesempatan untuk mengisi celah dan memperluas pengaruh mereka di sekitar Teluk. Hal itu diungkapkan kepala Pusat Komando AS atat CENTOM, Frank McKenzie.

Berbicara pasca melakukan tur selama sepekan ke Timur Tengah, McKenzie menuturkan, para petinggi militer dari Arab Saudi hingga Irak, menanyakan satu hal, yakni apakah AS masih berkomitmen pada negara dan kawasan mereka, dan apa lebih banyak dukungan yang bisa mereka dapatkan.

Negara-negara itu, ucapnya, khawatir bahwa poros Amerika ke Asia berarti mereka akan dibiarkan tanpa pasukan, kapal, pesawat, dan bantuan militer lainnya yang mereka butuhkan untuk memerangi kelompok militan. Dan jika AS lambat merespons, mereka mungkin mencari bantuan di tempat lain.

“Timur Tengah secara luas adalah wilayah persaingan ketat antara kekuatan-kekuatan besar. Dan, saya pikir saat kami menyesuaikan postur kami di kawasan itu, Rusia dan China akan melihat dengan sangat dekat untuk melihat apakah ada celah yang dapat mereka eksploitasi,” kata McKenzie.

"Saya pikir mereka melihat postur AS bergeser untuk melihat bagian lain dunia dan mereka merasa mungkin ada peluang di sana," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (24/5/2021).

Mckenzie menuturkan, dalam pertemuan dengan petinggi militer Saudi, dia mendapatkan keluhan soal tentang tinjauan postur militer AS yang sedang berlangsung.
Dia mengatakan kepada petinggi militer Saudi, bahwa jumlah pasukan dan senjata tidak sepenting kemampuan keseluruhan dari sistem pertahanan udara, dan rudal AS dan Saudi yang terintegrasi di seluruh negeri.

Dan lebih luas lagi, katanya, bahwa strategi untuk berbuat lebih banyak di kawasan dengan kehadiran militer yang lebih sedikit dapat mencegah China dan Rusia untuk memanfaatkan kekosongan AS.

"Saya tidak yakin ini benar-benar akan menjadi kesempatan bagi mereka ketika semuanya sudah dikatakan dan dilakukan," katanya.

Dirinya kemudian menegaskan bahwa meski AS akan mengurangi jumlah pasukanya di Timur Tengah, AS tidak tetap akan mempertahankan kehadiran mereka di wilayah itu secara proporsional.
"Saya pikir kami akan memainkan permainan yang sangat cerdas, untuk memanfaatkan apa yang kami miliki. AS adalah mitra utama. Hanya ketika opsi itu tidak terbuka barulah negara-negara di kawasan akan mencari peluang lain," tukasnya,
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2002 seconds (0.1#10.140)