Mahathir Desak Negara-negara Muslim Kaya Lawan Israel dengan Senjata Finansial
Jum'at, 21 Mei 2021 - 09:05 WIB
KUALA LUMPUR - Negara-negara Muslim harus menggunakan kekuatan finansial mereka sebagai senjata untuk melawan penindasan Israel atas Palestina . Seruan ini disampaikan mantan perdana menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad.
Berbicara melalui panggilan Skype pada program "Dialog Tiga Penjuru" yang disiarkan oleh Astro Awani, dia mengatakan negara-negara Muslim perlu menyadari bahwa mereka tidak memiliki kekuatan militer untuk menghadapi Israel.
“Apa yang kami (negara Muslim) miliki adalah kekuatan finansial. Negara Muslim mengontrol minyak. Pasokan minyak dunia. Jadi lawan (Israel) menggunakan apa yang tersedia (bagi kita). Jangan membuat lebih banyak musuh dengan meledakkan bom di negara-negara Eropa. Itu membuat orang marah," katanya.
Mahathir mengatakan umat Islam harus berhenti berpikir untuk membalas dendam atas tindakan Israel terhadap rakyat Palestina, tetapi sebaliknya menggunakan bahan mentah yang mereka miliki untuk menekan Israel.
Dia menambahkan bahwa Israel akan menaklukkan seluruh Palestina dan tidak peduli dengan apa yang dunia pikirkan karena dilindungi oleh negara adidaya.
Utusan Khusus Perdana Menteri Malaysia untuk Timur Tengah Datuk Seri Abdul Hadi Awang, yang juga muncul sebagai anggota panel dalam program tersebut, setuju dengan Mahathir bahwa umat Islam tidak boleh mencari musuh dengan membom kedutaan, hotel dan tempat umum.
“Ini ulah mereka yang mengabaikan agamanya. Umat Islam perlu disadarkan tentang hal ini," katanya.
Mengomentari negara-negara Muslim tertentu yang telah menjalin hubungan dengan Israel seperti Uni Emirat Arab, Sudan dan Bahrain, dia mengatakan upaya akan dilakukan untuk melobi negara-negara tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan duta besar mereka secara online untuk bersatu melawan penindasan atas Palestina.
Panelis lainnya, yaitu Oxford Centre for Islamic Studies Fellow, Dr Afifi Al-Akiti mengatakan, negara-negara Muslim harus meniru Irlandia yang merupakan salah satu negara Barat yang paling anti-Zionis.
“Irlandia memiliki kebijakan internal untuk memboikot dan membatasi perdagangan dengan Israel, sementara itu pemerintah sendiri—dan bukan organisasi non-pemerintah—yang mengirimkan bantuan langsung ke Gaza. Di antara bantuan yang dikirim (oleh pemerintah Irlandia) adalah dari segi keuangan serta dokter dan insinyur untuk membangun kembali infrastruktur di Palestina,” ujarnya yang dilansir Bernama, Jumat (21/5/2021).
Afifi mengatakan mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan Israel tidak cukup, dan di antara tindakan yang dapat diambil adalah dengan menyatakan Israel sebagai negara apartheid.
Berbicara melalui panggilan Skype pada program "Dialog Tiga Penjuru" yang disiarkan oleh Astro Awani, dia mengatakan negara-negara Muslim perlu menyadari bahwa mereka tidak memiliki kekuatan militer untuk menghadapi Israel.
“Apa yang kami (negara Muslim) miliki adalah kekuatan finansial. Negara Muslim mengontrol minyak. Pasokan minyak dunia. Jadi lawan (Israel) menggunakan apa yang tersedia (bagi kita). Jangan membuat lebih banyak musuh dengan meledakkan bom di negara-negara Eropa. Itu membuat orang marah," katanya.
Mahathir mengatakan umat Islam harus berhenti berpikir untuk membalas dendam atas tindakan Israel terhadap rakyat Palestina, tetapi sebaliknya menggunakan bahan mentah yang mereka miliki untuk menekan Israel.
Dia menambahkan bahwa Israel akan menaklukkan seluruh Palestina dan tidak peduli dengan apa yang dunia pikirkan karena dilindungi oleh negara adidaya.
Utusan Khusus Perdana Menteri Malaysia untuk Timur Tengah Datuk Seri Abdul Hadi Awang, yang juga muncul sebagai anggota panel dalam program tersebut, setuju dengan Mahathir bahwa umat Islam tidak boleh mencari musuh dengan membom kedutaan, hotel dan tempat umum.
“Ini ulah mereka yang mengabaikan agamanya. Umat Islam perlu disadarkan tentang hal ini," katanya.
Mengomentari negara-negara Muslim tertentu yang telah menjalin hubungan dengan Israel seperti Uni Emirat Arab, Sudan dan Bahrain, dia mengatakan upaya akan dilakukan untuk melobi negara-negara tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan duta besar mereka secara online untuk bersatu melawan penindasan atas Palestina.
Panelis lainnya, yaitu Oxford Centre for Islamic Studies Fellow, Dr Afifi Al-Akiti mengatakan, negara-negara Muslim harus meniru Irlandia yang merupakan salah satu negara Barat yang paling anti-Zionis.
“Irlandia memiliki kebijakan internal untuk memboikot dan membatasi perdagangan dengan Israel, sementara itu pemerintah sendiri—dan bukan organisasi non-pemerintah—yang mengirimkan bantuan langsung ke Gaza. Di antara bantuan yang dikirim (oleh pemerintah Irlandia) adalah dari segi keuangan serta dokter dan insinyur untuk membangun kembali infrastruktur di Palestina,” ujarnya yang dilansir Bernama, Jumat (21/5/2021).
Afifi mengatakan mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan Israel tidak cukup, dan di antara tindakan yang dapat diambil adalah dengan menyatakan Israel sebagai negara apartheid.
(min)
tulis komentar anda