Brigade Al-Qassam Merudal Yerusalem, Balas Dendam Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa
Selasa, 11 Mei 2021 - 12:12 WIB
GAZA - Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas di Gaza, Palestina , mengakui telah menembakkan tujuh rudal ke Yerusalem yang telah dijadikan Ibu Kota Israel . Kelompok itu mengatakan serangannya sebagai balas dendam atas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa.
"Brigade Al-Qassam melancarkan serangan rudal ke musuh di Yerusalem yang diduduki sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi terhadap kota suci, serta penganiayaan terhadap orang-orang kami di Sheikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsa," kata juru bicara Brigade Izzudin Al-Qassam, Abu Obeida, Selasa (11/5/2021).
Dia juga mengultimatum Israel untuk menarik semua pasukannya dari area Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur paling lambat pukul 18.00 sore nanti.
Militer Israel mengonfirmasi ada tujuh proyektil asal Gaza yang ditembakkan ke Yerusalem. Satu di antaranya dicegat atau ditembak jatuh, dan lainnya menghantam kendaraan sipil di wilayah selatan yang melukai satu orang.
Sekadar diketahui, Brigade Izzudin Al-Qassam menjadi pasukan utama Hamas saat perang dengan Israel tahun 2014.
Serangan tujuh rudal di Yerusalem tersebut nyaris bersamaan dengan serangan ratusan roket dan mortir asal Gaza terhadap sejumlah kota di Israel selatan.
Militer Israel telah membalas dengan membombardir Gaza dari udara. Sebanyak 20 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk sembilan anak.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan setidaknya 11 dari mereka yang tewas adalah anggota kelompok Hamas yang telah meluncurkan ratusan roket ke Israel.
"Dalam beberapa hari ke depan, Hamas akan merasakan lengan panjang tentara [Israel]. Ini tidak akan memakan waktu beberapa menit, itu akan memakan waktu beberapa hari," kata juru bicara IDF Hidai Zilberman kepada wartawan yang dilansir Times of Israel, Selasa (11/5/2021).
Menteri Pertahanan Benny Gantz memberi isyarat bahwa militernya akan meluncurkan perang besar-besaran sebagai respons atas serangan ratusan roket dari Gaza.
Dia mengatakan IDF akan terus menyerang Hamas dan kelompok teroris lainnya di Jalur Gaza dalam apa yang dijuluki sebagai "Operation Guardian of the Walls" sampai ketenangan jangka panjang dan total dipulihkan.
Zilberman mengatakan militer dipersiapkan untuk berbagai kemungkinan, termasuk konflik yang lebih luas dengan operasi darat, serta kembali ke pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teroris top.
"Semuanya ada di atas meja," kata juru bicara IDF tersebut. Militer menggemakan pernyataan Menhan Gantz bahwa operasi militer yang disiapkan diberi nama "Operation Guardian of the Walls".
Gantz mengancam kepemimpinan Hamas, dengan mengatakan para komandannya akan bertanggung jawab dan membayar harga mahal untuk agresinya.
Menurut militer Zionis ada lebih dari 150 roket dan mortir yang ditembakkan dari Gaza ke kota-kota Israel di dekat perbatasan Gaza. Sebagian besar serangan menargetkan Ashkelon dan Sderot. Sistem pertahanan rudal Iron Dome tepantau sibuk melesatkan misil-misil pencegat untuk menembak jatuh roket-roket asal Gaza.
Komunitas yang lebih kecil di wilayah Sha'ar Hanegev di Israel selatan juga diserang.
"Brigade Al-Qassam melancarkan serangan rudal ke musuh di Yerusalem yang diduduki sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi terhadap kota suci, serta penganiayaan terhadap orang-orang kami di Sheikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsa," kata juru bicara Brigade Izzudin Al-Qassam, Abu Obeida, Selasa (11/5/2021).
Dia juga mengultimatum Israel untuk menarik semua pasukannya dari area Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur paling lambat pukul 18.00 sore nanti.
Militer Israel mengonfirmasi ada tujuh proyektil asal Gaza yang ditembakkan ke Yerusalem. Satu di antaranya dicegat atau ditembak jatuh, dan lainnya menghantam kendaraan sipil di wilayah selatan yang melukai satu orang.
Sekadar diketahui, Brigade Izzudin Al-Qassam menjadi pasukan utama Hamas saat perang dengan Israel tahun 2014.
Serangan tujuh rudal di Yerusalem tersebut nyaris bersamaan dengan serangan ratusan roket dan mortir asal Gaza terhadap sejumlah kota di Israel selatan.
Militer Israel telah membalas dengan membombardir Gaza dari udara. Sebanyak 20 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk sembilan anak.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan setidaknya 11 dari mereka yang tewas adalah anggota kelompok Hamas yang telah meluncurkan ratusan roket ke Israel.
"Dalam beberapa hari ke depan, Hamas akan merasakan lengan panjang tentara [Israel]. Ini tidak akan memakan waktu beberapa menit, itu akan memakan waktu beberapa hari," kata juru bicara IDF Hidai Zilberman kepada wartawan yang dilansir Times of Israel, Selasa (11/5/2021).
Menteri Pertahanan Benny Gantz memberi isyarat bahwa militernya akan meluncurkan perang besar-besaran sebagai respons atas serangan ratusan roket dari Gaza.
Dia mengatakan IDF akan terus menyerang Hamas dan kelompok teroris lainnya di Jalur Gaza dalam apa yang dijuluki sebagai "Operation Guardian of the Walls" sampai ketenangan jangka panjang dan total dipulihkan.
Zilberman mengatakan militer dipersiapkan untuk berbagai kemungkinan, termasuk konflik yang lebih luas dengan operasi darat, serta kembali ke pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teroris top.
"Semuanya ada di atas meja," kata juru bicara IDF tersebut. Militer menggemakan pernyataan Menhan Gantz bahwa operasi militer yang disiapkan diberi nama "Operation Guardian of the Walls".
Gantz mengancam kepemimpinan Hamas, dengan mengatakan para komandannya akan bertanggung jawab dan membayar harga mahal untuk agresinya.
Menurut militer Zionis ada lebih dari 150 roket dan mortir yang ditembakkan dari Gaza ke kota-kota Israel di dekat perbatasan Gaza. Sebagian besar serangan menargetkan Ashkelon dan Sderot. Sistem pertahanan rudal Iron Dome tepantau sibuk melesatkan misil-misil pencegat untuk menembak jatuh roket-roket asal Gaza.
Komunitas yang lebih kecil di wilayah Sha'ar Hanegev di Israel selatan juga diserang.
(min)
tulis komentar anda