Israel Diserang Ratusan Roket Gaza, Isyaratkan Akan Perang Besar-besaran
loading...
A
A
A
GAZA - Kelompok militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan ratusan roket ke Israel pada Senin hingga tengah malam, termasuk tujuh di antaranya menghantam area di Yerusalem. Militer Zionis memberi isyarat bahwa serangan tersebut akan menjadi awal konflik besar-besaran.
Militer Israel telah membalas dengan membombardir Gaza dari udara. Sebanyak 20 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk sembilan anak.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan setidaknya 11 dari mereka yang tewas adalah anggota kelompok Hamas yang telah meluncurkan ratusan roket ke Israel.
"Dalam beberapa hari ke depan, Hamas akan merasakan lengan panjang tentara [Israel]. Ini tidak akan memakan waktu beberapa menit, itu akan memakan waktu beberapa hari," kata juru bicara IDF Hidai Zilberman kepada wartawan yang dilansir Times of Israel, Selasa (11/5/2021).
Isyarat perang besar-besaran juga dilontarkan Menteri Pertahanan Benny Gantz. Dia mengatakan IDF akan terus menyerang Hamas dan kelompok teroris lainnya di Jalur Gaza dalam apa yang dijuluki sebagai "Operation Guardian of the Walls" sampai ketenangan jangka panjang dan total dipulihkan.
Zilberman mengatakan militer dipersiapkan untuk berbagai kemungkinan, termasuk konflik yang lebih luas dengan operasi darat, serta kembali ke pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teroris top.
"Semuanya ada di atas meja," kata juru bicara IDF tersebut. Militer menggemakan pernyataan Menhan Gantz bahwa operasi militer yang disiapkan diberi nama "Operation Guardian of the Walls".
Gantz mengancam kepemimpinan Hamas, dengan mengatakan para komandannya akan bertanggung jawab dan membayar harga mahal untuk agresinya.
Serangan roket ke Yerusalem—yang saat ini dijadikan Ibu Kota Israel—adalah yang pertama sejak perang Gaza 2014.
Militer Israel telah membalas dengan membombardir Gaza dari udara. Sebanyak 20 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk sembilan anak.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan setidaknya 11 dari mereka yang tewas adalah anggota kelompok Hamas yang telah meluncurkan ratusan roket ke Israel.
"Dalam beberapa hari ke depan, Hamas akan merasakan lengan panjang tentara [Israel]. Ini tidak akan memakan waktu beberapa menit, itu akan memakan waktu beberapa hari," kata juru bicara IDF Hidai Zilberman kepada wartawan yang dilansir Times of Israel, Selasa (11/5/2021).
Isyarat perang besar-besaran juga dilontarkan Menteri Pertahanan Benny Gantz. Dia mengatakan IDF akan terus menyerang Hamas dan kelompok teroris lainnya di Jalur Gaza dalam apa yang dijuluki sebagai "Operation Guardian of the Walls" sampai ketenangan jangka panjang dan total dipulihkan.
Zilberman mengatakan militer dipersiapkan untuk berbagai kemungkinan, termasuk konflik yang lebih luas dengan operasi darat, serta kembali ke pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teroris top.
"Semuanya ada di atas meja," kata juru bicara IDF tersebut. Militer menggemakan pernyataan Menhan Gantz bahwa operasi militer yang disiapkan diberi nama "Operation Guardian of the Walls".
Gantz mengancam kepemimpinan Hamas, dengan mengatakan para komandannya akan bertanggung jawab dan membayar harga mahal untuk agresinya.
Serangan roket ke Yerusalem—yang saat ini dijadikan Ibu Kota Israel—adalah yang pertama sejak perang Gaza 2014.