Tragedi KRI Nanggala-402: 'Hatiku Hancur, Benar-benar Hancur....'
Rabu, 28 April 2021 - 00:00 WIB
Kapal selam itu akhirnya ditemukan menggunakan kapal penyelamat bawah air yang dikirim dari Singapura, yang bisa mendapatkan konfirmasi visual dari pecahan KRI Nanggala-402.
Militer Indonesia mengatakan akan mencoba mengevakuasi kapal Nanggala-402 setelah menemukan benda-bendar dari awak kapal termasuk sajadah dan pelampung, tetapi kedalamannya akan mempersulit upaya tersebut dan membutuhkan peralatan khusus.
Ibu Kolonel Setiawan, Ida Farida, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia bangga dengan putranya—yang seharusnya tidak berada di kapal selam tetapi memutuskan untuk bergabung pada saat-saat terakhir untuk mengawasi latihan.
"Saya tidak ingin dia diambil lebih dulu daripada saya, tetapi dia meninggal saat melakukan tugasnya. Dia memenuhi janjinya untuk negaranya sampai akhir hidupnya,” katanya.
Ibu berusia 80 tahun itu menambahkan bahwa dia berharap misi evakuasi akan berlanjut sampai semua awak kapal ditemukan.
“Saya berharap jenazah anak saya dapat dievakuasi, apapun kondisinya. Kami ingin menguburkannya di kuburan keluarga di Cilubajang di Sukabumi bersama almarhum Ayahnya yang merupakan pensiunan perwira TNI AU.”
Pada hari Senin, Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan bahwa 53 awak kapal akan menerima Bintang Jalasena atau Navy Meritorious Service Star, yang biasanya diberikan kepada anggota TNI AL untuk layanan di luar panggilan tugas.
Presiden menambahkan, semua anak dari 53 awak kapal akan dibiayai pendidikannya hingga jenjang sarjana di universitas.
Sheva Naufal Zidane, putra Kolonel Setiawan yang berusia 18 tahun, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia berencana untuk mengikuti jejak ayahnya meskipun ada tragedi yang menimpa KRI Nanggala-402.
“Ayah saya adalah seorang kepala keluarga. Di mata saya dia adalah panutan dan dia memberikan contoh yang baik untuk saya,” katanya.
Militer Indonesia mengatakan akan mencoba mengevakuasi kapal Nanggala-402 setelah menemukan benda-bendar dari awak kapal termasuk sajadah dan pelampung, tetapi kedalamannya akan mempersulit upaya tersebut dan membutuhkan peralatan khusus.
Ibu Kolonel Setiawan, Ida Farida, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia bangga dengan putranya—yang seharusnya tidak berada di kapal selam tetapi memutuskan untuk bergabung pada saat-saat terakhir untuk mengawasi latihan.
"Saya tidak ingin dia diambil lebih dulu daripada saya, tetapi dia meninggal saat melakukan tugasnya. Dia memenuhi janjinya untuk negaranya sampai akhir hidupnya,” katanya.
Ibu berusia 80 tahun itu menambahkan bahwa dia berharap misi evakuasi akan berlanjut sampai semua awak kapal ditemukan.
“Saya berharap jenazah anak saya dapat dievakuasi, apapun kondisinya. Kami ingin menguburkannya di kuburan keluarga di Cilubajang di Sukabumi bersama almarhum Ayahnya yang merupakan pensiunan perwira TNI AU.”
Pada hari Senin, Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan bahwa 53 awak kapal akan menerima Bintang Jalasena atau Navy Meritorious Service Star, yang biasanya diberikan kepada anggota TNI AL untuk layanan di luar panggilan tugas.
Presiden menambahkan, semua anak dari 53 awak kapal akan dibiayai pendidikannya hingga jenjang sarjana di universitas.
Sheva Naufal Zidane, putra Kolonel Setiawan yang berusia 18 tahun, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia berencana untuk mengikuti jejak ayahnya meskipun ada tragedi yang menimpa KRI Nanggala-402.
“Ayah saya adalah seorang kepala keluarga. Di mata saya dia adalah panutan dan dia memberikan contoh yang baik untuk saya,” katanya.
tulis komentar anda