Buntut Rekaman Zarif, Senator AS Desak John Kerry Mundur

Selasa, 27 April 2021 - 16:01 WIB
Menlu AS John Kerry (kanan) bertemu Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di PBB, New York, 19 April 2016. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) Dan Sullivan meminta mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) John Kerry segera mengundurkan diri dari Dewan Keamanan Nasional pemerintahan Presiden Joe Biden.

Desakan itu muncul setelah rekaman Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif bocor ke publik.

Senator Alaska Dan Sullivan, dari Partai Republik, turun ke lantai Senat untuk mengecam Kerry yang saat ini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim di Washington.





"Saya naik hari ini di lantai Senat untuk menyerukan pengunduran diri John Kerry sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional Administrasi Biden," tegas Sullivan.



Dia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya sebagai senator meminta seseorang untuk mengundurkan diri.



Sullivan mengkritik Kerry sebagai "dengan arogan membunuh lapangan pekerjaan Amerika di sektor energi atas nama tujuan iklim."

Dalam caciannya, senator mengecam "cara arogan dan tidak berperasaan" Kerry dalam memberi tahu orang Amerika bahwa mereka harus "beralih ke pekerjaan yang lebih baik."

“Catatan John Kerry tentang merongrong keluarga yang bekerja dan bekerja melawan kepentingan keamanan nasional Amerika terlalu berat untuk ditanggung. Dia harus pergi,” ujar Sullivan.

Kerry memimpin perjuangan pemerintahan Biden melawan perubahan iklim, yang telah dikritik banyak orang di AS karena memprioritaskan tujuan lingkungan daripada lapangan pekerjaan dan ekonomi Amerika Serikat.

Sullivan mengatakan "jerami yang mematahkan punggung unta" adalah komentar dalam rekaman audio yang bocor dari Menlu Iran Mohammad Javad Zarif.

Selama pemerintahan Barack Obama, Kerry adalah Menlu AS.

Menurut rekaman Zarif, Kerry memberi tahu dia bahwa Israel telah melancarkan 200 serangan terhadap pasukan Iran di Suriah.

“Jika ini benar, dia harus mengundurkan diri atau dia harus dipecat oleh presiden Amerika Serikat. Sudah cukup,” papar Sullivan.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More