Geger Rekaman Zarif Ungkap Rebutan Kekuasaan Iran, IRGC Lebih Berkuasa
Selasa, 27 April 2021 - 11:32 WIB
Rekaman percakapan antara Zarif dan seorang ekonom bernama Saeed Leylaz, sekutunya, tidak dimaksudkan untuk dipublikasikan, seperti yang dikatakan oleh menteri luar negeri Iran itu berulang kali di audio.
Salinannya bocor ke saluran berita Persia yang berbasis di London, Iran International, yang pertama kali melaporkan rekaman itu dan membagikannya dengan The New York Times.
Di situ, Zarif membenarkan apa yang sudah lama dicurigai banyak orang: bahwa perannya sebagai wakil Republik Islam di panggung dunia sangat dibatasi. Keputusan, katanya, ditentukan oleh pemimpin tertinggi atau, seringkali oleh Garda Revolusi.
"Politik Tak Etis"
Kementerian Luar Negeri Iran tidak membantah keaslian rekaman itu, tetapi mempertanyakan motif kebocorannya. Saeed Khatibzadeh, juru bicara kementerian, menyebutnya "politik tidak etis" dan mengatakan porsi audio yang dirilis tidak mewakili cakupan penuh komentar Zarif tentang rasa hormat dan cintanya pada Soleimani.
Dalam bagian yang bocor, Zarif memuji sang jenderal dan mengatakan mereka bekerja sama secara produktif dalam awal invasi AS ke Afghanistan dan Irak. Dia juga mengatakan bahwa dengan membunuhnya di Irak, Amerika Serikat memberikan pukulan besar bagi Iran, lebih merusak daripada jika negara itu telah melenyapkan seluruh kota dalam sebuah serangan.
Namun dia mengatakan beberapa tindakan Soleimani juga merusak negara. Salah satu contohnya, tindakannya melawan kesepakatan nuklir yang dicapai Iran pada 2015 dengan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat meski akhirnya Amerika mencabut diri di bawah pemerintahan Donald Trump.
Zarif mengatakan Rusia tidak ingin perjanjian itu berhasil dan "meletakkan semua bobotnya" di belakang menciptakan rintangan karena bukan kepentingan Moskow bagi Iran untuk menormalisasi hubungan dengan Barat. Untuk itu, kata Zarif, Soleimani melakukan perjalanan ke Rusia. "Untuk menghancurkan pencapaian kami," katanya, merujuk pada kesepakatan nuklir 2015.
Zarif mempermasalahkan Soleimani di bidang lain, mengkritiknya karena mengizinkan pesawat tempur Rusia terbang di atas Iran untuk membom Suriah dan karena memindahkan peralatan dan personel militer ke Suriah dengan maskapai penerbangan Iran Air milik negara tanpa sepengetahuan pemerintah dan mengerahkan pasukan darat Iran ke Suriah.
Salinannya bocor ke saluran berita Persia yang berbasis di London, Iran International, yang pertama kali melaporkan rekaman itu dan membagikannya dengan The New York Times.
Di situ, Zarif membenarkan apa yang sudah lama dicurigai banyak orang: bahwa perannya sebagai wakil Republik Islam di panggung dunia sangat dibatasi. Keputusan, katanya, ditentukan oleh pemimpin tertinggi atau, seringkali oleh Garda Revolusi.
"Politik Tak Etis"
Kementerian Luar Negeri Iran tidak membantah keaslian rekaman itu, tetapi mempertanyakan motif kebocorannya. Saeed Khatibzadeh, juru bicara kementerian, menyebutnya "politik tidak etis" dan mengatakan porsi audio yang dirilis tidak mewakili cakupan penuh komentar Zarif tentang rasa hormat dan cintanya pada Soleimani.
Dalam bagian yang bocor, Zarif memuji sang jenderal dan mengatakan mereka bekerja sama secara produktif dalam awal invasi AS ke Afghanistan dan Irak. Dia juga mengatakan bahwa dengan membunuhnya di Irak, Amerika Serikat memberikan pukulan besar bagi Iran, lebih merusak daripada jika negara itu telah melenyapkan seluruh kota dalam sebuah serangan.
Namun dia mengatakan beberapa tindakan Soleimani juga merusak negara. Salah satu contohnya, tindakannya melawan kesepakatan nuklir yang dicapai Iran pada 2015 dengan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat meski akhirnya Amerika mencabut diri di bawah pemerintahan Donald Trump.
Zarif mengatakan Rusia tidak ingin perjanjian itu berhasil dan "meletakkan semua bobotnya" di belakang menciptakan rintangan karena bukan kepentingan Moskow bagi Iran untuk menormalisasi hubungan dengan Barat. Untuk itu, kata Zarif, Soleimani melakukan perjalanan ke Rusia. "Untuk menghancurkan pencapaian kami," katanya, merujuk pada kesepakatan nuklir 2015.
Zarif mempermasalahkan Soleimani di bidang lain, mengkritiknya karena mengizinkan pesawat tempur Rusia terbang di atas Iran untuk membom Suriah dan karena memindahkan peralatan dan personel militer ke Suriah dengan maskapai penerbangan Iran Air milik negara tanpa sepengetahuan pemerintah dan mengerahkan pasukan darat Iran ke Suriah.
tulis komentar anda