Pakar: Lambung Kapal Selam Nanggala-402 Bisa Pecah Jika Tenggelam 700 Meter
Sabtu, 24 April 2021 - 10:51 WIB
Ratusan personel militer ambil bagian dalam pencarian KRI Nanggala-402 dengan dukungan aset-aset militer canggih dari Amerika Serikat, Australia, Singapura dan negara-negara lain.
Kapal selama itu hilang kontak saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo.
“Sejauh ini kami belum menemukannya...tetapi dengan peralatan yang tersedia kami dapat menemukan lokasinya,” kata Achmad Riad, juru bicara militer Indonesia, dalam jumpa pers pada hari Jumat.
Seorang pilot Angkatan Udara mengatakan enam ton peralatan telah diterbangkan ke pangkalan untuk membantu pencarian, termasuk balon bawah air untuk membantu mengangkat kapal.
Angkatan Laut Indonesia mengaku sedang menyelidiki apakah kapal selam kehilangan daya atau listrik padam selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas yang dapat bertahan.
Kapal selam itu bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981 dan menjalani reparasi di Korea Selatan yang selesai pada tahun 2012. Kapal itu dilaporkan dalam kondisi baik.
“Saya berharap mereka ditemukan masih hidup,” kata Berda Asmara, istri awak kapal Guntur Ari Prasetyo, 39, yang telah berlayar di Nanggala-402 selama 10 tahun.
“Kami melakukan panggilan video. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan pergi berlayar dan meminta saya untuk mendoakannya," katanya tentang terakhir kali mereka berbicara.
“Saya belum menerima update apa pun, [penyelamatan] masih berlangsung. Saya berdoa semoga ada mukjizat bagi suami saya dan anak buah Nanggala lainnya," imbuh Ekhan Retno Asih Primadani, istri komandan kapal Letnan Eko Firmanto.
Kapal selama itu hilang kontak saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo.
“Sejauh ini kami belum menemukannya...tetapi dengan peralatan yang tersedia kami dapat menemukan lokasinya,” kata Achmad Riad, juru bicara militer Indonesia, dalam jumpa pers pada hari Jumat.
Seorang pilot Angkatan Udara mengatakan enam ton peralatan telah diterbangkan ke pangkalan untuk membantu pencarian, termasuk balon bawah air untuk membantu mengangkat kapal.
Angkatan Laut Indonesia mengaku sedang menyelidiki apakah kapal selam kehilangan daya atau listrik padam selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas yang dapat bertahan.
Kapal selam itu bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981 dan menjalani reparasi di Korea Selatan yang selesai pada tahun 2012. Kapal itu dilaporkan dalam kondisi baik.
“Saya berharap mereka ditemukan masih hidup,” kata Berda Asmara, istri awak kapal Guntur Ari Prasetyo, 39, yang telah berlayar di Nanggala-402 selama 10 tahun.
“Kami melakukan panggilan video. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan pergi berlayar dan meminta saya untuk mendoakannya," katanya tentang terakhir kali mereka berbicara.
“Saya belum menerima update apa pun, [penyelamatan] masih berlangsung. Saya berdoa semoga ada mukjizat bagi suami saya dan anak buah Nanggala lainnya," imbuh Ekhan Retno Asih Primadani, istri komandan kapal Letnan Eko Firmanto.
tulis komentar anda