Eks Perwira US Navy Ungkap Penyebab Kapal Selam Nanggala-402 Sulit Ditemukan

Sabtu, 24 April 2021 - 09:06 WIB
loading...
Eks Perwira US Navy...
Kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) pukul 04.30 WITA di perairan Bali. Foto/Dokumen SINDOnews.com
A A A
WASHINGTON - Waktu untuk menyelamatkan kapal selam KRI Nanggala-402 Angkatan Laut Indonesia beserta 53 awaknya, secara teori, sudah habis karena pasokan oksigen habis pada pukul 03.00 dini hari tadi (24/4/2021). Mantan perwira kapal selam Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) mengungkap penyebab kapal selam Indonesia itu sulit ditemukan.

KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali sejak hari Rabu lalu. Pencarian hari ini, yang melibatkan aset-aset militer sejumlah negara, memasuki hari keempat.



Kapal selam, sebagai aset yang terendam di dalam laut, bisa jadi sulit ditemukan ketika terjadi kesalahan.

Bryan Clark, mantan perwira kapal selam Angkatan Laut AS, memandu Business Insider melalui apa yang dapat membuat penemuan kapal selam TNI AL itu begitu menantang.

"Kapal selam dirancang agar sulit ditemukan, yang bermasalah ketika salah satu tenggelam atau jatuh," kata Clark.

Menurutnya, kapal selam dibangun untuk secara diam-diam menyusup ke perairan musuh, dekat dengan dan melibatkan aset Angkatan Laut musuh, menembaki target darat dengan rudal jelajah dan balistik, dan bahkan memasukkan pasukan rahasia ke dalam wilayah musuh dari posisi terendam yang dilindungi.

Tidak setiap kapal selam dapat melakukan setiap misi, tetapi terlepas dari misi dan kemampuan kapal, teknologi siluman umumnya dianggap penting.

Karena usia kapal selam, kapal Nanggala-402 ini mungkin tidak memiliki lapisan dan fitur siluman seperti kapal baru, bahkan setelah reparasi tahun 2012. Hal itulah yang memberi tim pencari dan penyelamat sedikit keuntungan saat mereka mencoba menemukannya, tetapi tantangan lain mengimbangi keunggulan potensial apa pun.

Dalam keadaan darurat, kapal selam dapat mengaktifkan perangkat ping onboard atau mengirim pelampung yang memancarkan sinyal yang dapat dilacak, dengan asumsi kapal selam memiliki sistem ini, sistem berfungsi, dan kru kapal selam tahu cara menggunakannya dan belum dilumpuhkan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2988 seconds (0.1#10.140)