Ceko Minta Uni Eropa dan NATO Usir Diplomat Rusia

Rabu, 21 April 2021 - 03:34 WIB
Ceko meminta Uni Eropa dan NATO mengusir diplomat Rusia sebagai bentuk solidaritas. Foto/Ilustrasi
PRAHA - Republik Ceko meminta mitranya Uni Eropa (UE) dan NATO untuk mengusir diplomat Rusia sebagai bentuk solidaritas. Praha menuduh Moskow mengatur serangan teror yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Ceko.

Menteri Luar dan Dalam Negeri Ceko, Jan Hamacek mengatakan, dia akan memanggil Duta Besar Rusia untuk mengungkapkan langkah-langkah lebih lanjut setelah pengusiran 18 diplomat Rusia yang diyakini oleh Praha sebagai agen rahasia, dan 20 warga Ceko dari Moskow sebagai pembalasan.





"Kami menyerukan tindakan kolektif dari negara-negara Uni Eropa dan NATO yang ditujukan pada pengusiran solidaritas," kata Hamacek seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (21/4/2021).

Seruan itu muncul setelah Praha menuduh dinas rahasia Rusia mengatur ledakan fatal di wilayah Ceko pada 2014 dengan tersangka yang diidentifikasi sebagai tersangka dalam kasus peracunan mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal pada 2018.

Para diplomat yang diusir meninggalkan pos mereka di kedutaan Rusia yang luas dan perwakilan Ceko yang jauh lebih kecil pada hari Senin.

"Kami telah mengusir 18 perwira (dinas rahasia) SVR dan GRU dan kami dapat membuktikan bahwa masing-masing dari mereka memang seperti itu," kata Hamacek.

Dia mengatakan dia telah memanggil Duta Besar Rusia Alexander Zmeyevsky untuk memprotes apa yang dilihat Praha sebagai tanggapan yang tidak proporsional.

"Masuk akal jika Republik Ceko mengambil tindakan lebih lanjut, duta besar Rusia harus menjadi yang pertama mendengarnya," kata Hamacek.

Hamacek lebih lanjut mengatakan pemerintah Ceko akan berhenti mempertimbangkan untuk membeli vaksin Sputnik V buatan Rusia untuk melawan COVID-19.



Pemerintah Ceko juga pada Senin memutuskan untuk mengeluarkan badan energi atom Rusia Rosatom dari tender untuk membangun unit baru di pembangkit listrik tenaga nuklir Ceko.

Mengutip laporan intelijen, pemerintah Ceko mengatakan bahwa dinas rahasia militer Rusia GRU mengatur dua ledakan pada tahun 2014, salah satunya menewaskan dua orang dan menyebabkan kerusakan material yang luas.

Sehubungan dengan ledakan itu, polisi Ceko mencari dua pria yang juga diidentifikasi sebagai tersangka kasus peracunan mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal tahun 2018 di Salisbury, Inggris.

Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengatakan insiden yang menewaskan dua orang itu adalah serangan teror yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya yang tidak dapat diterima.

Babis mengatakan bahwa amunisi yang ditargetkan dalam ledakan itu milik seorang pedagang senjata Bulgaria yang mungkin menjual senjata kepada entitas yang berperang melawan Rusia.

Serangan itu terjadi pada tahun yang sama ketika Rusia mencaplok semenanjung Crimea dari Ukraina dan pecahnya konflik antara pasukan Ukraina dengan pemberontak yang didukung Rusia di belahan timur negara itu.

Babis mengatakan serangan fatal itu "gagal," karena bahan militer itu mungkin dimaksudkan untuk meledak dalam perjalanan ke Bulgaria dan bukan di wilayah Ceko.

Pedagang senjata Bulgaria, perusahaan Emco yang dimiliki oleh pengusaha Emilian Gebrev, membantah adanya kesepakatan yang melibatkan depo tersebut pada saat itu.

Gebrev sendiri adalah korban percobaan peracunan pada 2015 di Ibu Kota Bulgaria Sofia, dan penyelidikan atas percobaan pembunuhannya sedang berlangsung.
(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More