Kekuatan Dunia, Iran, dan AS Luncurkan Perundingan Tak Langsung
Rabu, 07 April 2021 - 02:02 WIB
WINA - Perantara Eropa mulai bolak-balik antara pejabat Iran dan Amerika Serikat (AS) di Wina pada Selasa (6/4) ketika mereka berusaha membawa kedua negara kembali pada kesepakatan nuklir 2015.
Washington tiga tahun lalu keluar dari kesepakatan nuklir dan kembali menerapkan sanksi pada Iran.
Iran terus melanggar perjanjian terkait program nuklirnya sebagai tanggapan atas langkah Amerika Serikat di era mantan Presiden Donald Trump pada 2018. Berbagai sanksi AS telah melumpuhkan ekonomi Iran.
Teheran telah berulang kali menolak "negosiasi langsung dan tidak langsung" dengan musuh lamanya tersebut.
Washington memperkirakan diskusi akan sulit. Tidak ada pihak yang mengharapkan adanya terobosan awal dalam perundingan.
Bahkan tanpa pembicaraan tatap muka, bagaimanapun, kehadiran Iran dan Amerika Serikat di lokasi yang sama menandai satu langkah maju.
"Kami yakin bahwa kami berada di jalur yang benar, dan jika ada kemauan, keseriusan dan kejujuran AS terbukti, itu bisa menjadi pertanda baik untuk masa depan yang lebih baik pada perjanjian ini," ungkap juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei.
Pihak yang tersisa dalam kesepakatan itu bertemu sebentar di satu hotel di Wina untuk pembicaraan persiapan di ibu kota Austria, tempat pakta tersebut awalnya dicapai pada 2015.
Utusan Rusia untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mikhail Ulyanov mengatakan setelah pertemuan itu bahwa para pihak telah menugaskan dua kelompok tingkat ahli pada masalah pencabutan sanksi dan nuklir untuk mengidentifikasi langkah-langkah konkret untuk bergerak maju.
Para ahli akan memulai pekerjaan teknis pada Selasa malam dengan tujuan menggabungkan daftar sanksi yang dapat dicabut Amerika Serikat (AS) dengan kewajiban nuklir yang harus dipenuhi Iran.
“Pemulihan #JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau kesepakatan nuklir) tidak akan segera terjadi. Itu akan memakan waktu. Berapa lama? Tidak ada yang tahu. Hal terpenting setelah rapat Komisi Gabungan hari ini adalah bahwa kerja praktis untuk mencapai tujuan ini telah dimulai," tweet Ulyanov.
Pejabat dari Inggris, Prancis dan Jerman akan bertindak sebagai perantara antara Iran dan Amerika Serikat, bolak-balik antara kedua delegasi.
Rusia dan China, yang jadi bagian dari kesepakatan itu, juga hadir.
Delegasi AS, dipimpin utusan khusus Rob Malley dan pakar sanksi Richard Nephew, bermarkas di hotel terdekat.
"Ini akan melibatkan diskusi tentang mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil AS dan mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil Iran," ujar Malley kepada radio NPR pada Selasa pagi.
Washington tiga tahun lalu keluar dari kesepakatan nuklir dan kembali menerapkan sanksi pada Iran.
Iran terus melanggar perjanjian terkait program nuklirnya sebagai tanggapan atas langkah Amerika Serikat di era mantan Presiden Donald Trump pada 2018. Berbagai sanksi AS telah melumpuhkan ekonomi Iran.
Teheran telah berulang kali menolak "negosiasi langsung dan tidak langsung" dengan musuh lamanya tersebut.
Washington memperkirakan diskusi akan sulit. Tidak ada pihak yang mengharapkan adanya terobosan awal dalam perundingan.
Bahkan tanpa pembicaraan tatap muka, bagaimanapun, kehadiran Iran dan Amerika Serikat di lokasi yang sama menandai satu langkah maju.
"Kami yakin bahwa kami berada di jalur yang benar, dan jika ada kemauan, keseriusan dan kejujuran AS terbukti, itu bisa menjadi pertanda baik untuk masa depan yang lebih baik pada perjanjian ini," ungkap juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei.
Pihak yang tersisa dalam kesepakatan itu bertemu sebentar di satu hotel di Wina untuk pembicaraan persiapan di ibu kota Austria, tempat pakta tersebut awalnya dicapai pada 2015.
Utusan Rusia untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mikhail Ulyanov mengatakan setelah pertemuan itu bahwa para pihak telah menugaskan dua kelompok tingkat ahli pada masalah pencabutan sanksi dan nuklir untuk mengidentifikasi langkah-langkah konkret untuk bergerak maju.
Para ahli akan memulai pekerjaan teknis pada Selasa malam dengan tujuan menggabungkan daftar sanksi yang dapat dicabut Amerika Serikat (AS) dengan kewajiban nuklir yang harus dipenuhi Iran.
“Pemulihan #JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau kesepakatan nuklir) tidak akan segera terjadi. Itu akan memakan waktu. Berapa lama? Tidak ada yang tahu. Hal terpenting setelah rapat Komisi Gabungan hari ini adalah bahwa kerja praktis untuk mencapai tujuan ini telah dimulai," tweet Ulyanov.
Pejabat dari Inggris, Prancis dan Jerman akan bertindak sebagai perantara antara Iran dan Amerika Serikat, bolak-balik antara kedua delegasi.
Rusia dan China, yang jadi bagian dari kesepakatan itu, juga hadir.
Delegasi AS, dipimpin utusan khusus Rob Malley dan pakar sanksi Richard Nephew, bermarkas di hotel terdekat.
"Ini akan melibatkan diskusi tentang mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil AS dan mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil Iran," ujar Malley kepada radio NPR pada Selasa pagi.
(sya)
tulis komentar anda