Pengemudi Penyerang Kompleks Capitol AS Diduga Pengikut Nation of Islam
Sabtu, 03 April 2021 - 16:11 WIB
WASHINGTON - Noah Green, 25, seorang pria kulit hitam ditembak mati polisi Amerika Serikat (AS) setelah menabrakkan mobilnya ke pembatas di kompleks Gedung Capitol AS. Beberapa media Amerika mengindetifikasi tersangka sebagai pengikut Nation of Islam.
Green mengemudikan mobil dengan kencang dan menabrak pembatas keamanan di luar Gedung Capitol AS pada Jumat sore. Serangannya itu melukai dua petugas Polisi Capitol, yang salah satunya kemudian meninggal.
Polisi mengatakan tersangka ditembak mati oleh petugas saat dia keluar dari mobilnya dan menerjang para petugas polisi dengan pisau.
Meski penyelidikan mereka masih dalam tahap awal, polisi mengatakan sejauh ini mereka mengesampingkan terorisme sebagai motif serangan.
Polisi belum merilis rincian apa pun tentang tersangka segera setelah serangan itu. Namun, informasi yang diperoleh oleh NBC News mengidentifikasi bahwa tersangka adalah Noah Green, 25, asal Indiana.
Pria Afrika-Amerika itu sebelumnya terlihat dibawa pergi dari lokasi serangan dengan tandu oleh paramedis, dan dinyatakan tewas.
Akun Facebook dan Instagram Green telah dihapus setelah laporan NBC News beredar. Namun, tangkapan layar yang menunjukkan beberapa posting Green di media sosial telah beredar online. Laporan media juga menambahkan detail lebih lanjut tentang aktivitas online-nya.
Dalam minggu-minggu menjelang serangan itu, Green menulis di Instagram bahwa pemerintah AS menargetkannya dengan "mind control [pengendalian pikiran]", juga mengeklaim bahwa ia memiliki penderitaan yang mengerikan yang disebabkan oleh CIA dan FBI.
Posting lain menggambarkan pemerintah federal sebagai "musuh nomor 1 orang kulit hitam".
Di halaman Facebook Green, dia mengindikasikan bahwa dia adalah pengikut Nation of Islam, interpretasi nasionalis kulit hitam terhadap Islam yang pernah mengeklaim Malcolm X dan Muhammad Ali sebagai anggotanya.
Pimpinannya saat ini, Louis Farrakhan, sering menarik perhatian media dengan pidato anti-Semitnya.
Bulan lalu, Green dilaporkan menulis di Facebook; "Beberapa tahun terakhir ini sulit, dan beberapa bulan terakhir ini lebih sulit". Dia telah meninggalkan pekerjaannya untuk memulai apa yang dia sebut "perjalanan spiritual".
Polisi telah mengidentifikasi perwira polisi yang tewas bernama William Evans, seorang veteran pasukan polisi selama 18 tahun. Dia dirawat di rumah sakit setelah insiden hari Jumat, tetapi meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit.
Green mengemudikan mobil dengan kencang dan menabrak pembatas keamanan di luar Gedung Capitol AS pada Jumat sore. Serangannya itu melukai dua petugas Polisi Capitol, yang salah satunya kemudian meninggal.
Polisi mengatakan tersangka ditembak mati oleh petugas saat dia keluar dari mobilnya dan menerjang para petugas polisi dengan pisau.
Meski penyelidikan mereka masih dalam tahap awal, polisi mengatakan sejauh ini mereka mengesampingkan terorisme sebagai motif serangan.
Polisi belum merilis rincian apa pun tentang tersangka segera setelah serangan itu. Namun, informasi yang diperoleh oleh NBC News mengidentifikasi bahwa tersangka adalah Noah Green, 25, asal Indiana.
Pria Afrika-Amerika itu sebelumnya terlihat dibawa pergi dari lokasi serangan dengan tandu oleh paramedis, dan dinyatakan tewas.
Akun Facebook dan Instagram Green telah dihapus setelah laporan NBC News beredar. Namun, tangkapan layar yang menunjukkan beberapa posting Green di media sosial telah beredar online. Laporan media juga menambahkan detail lebih lanjut tentang aktivitas online-nya.
Dalam minggu-minggu menjelang serangan itu, Green menulis di Instagram bahwa pemerintah AS menargetkannya dengan "mind control [pengendalian pikiran]", juga mengeklaim bahwa ia memiliki penderitaan yang mengerikan yang disebabkan oleh CIA dan FBI.
Posting lain menggambarkan pemerintah federal sebagai "musuh nomor 1 orang kulit hitam".
Di halaman Facebook Green, dia mengindikasikan bahwa dia adalah pengikut Nation of Islam, interpretasi nasionalis kulit hitam terhadap Islam yang pernah mengeklaim Malcolm X dan Muhammad Ali sebagai anggotanya.
Pimpinannya saat ini, Louis Farrakhan, sering menarik perhatian media dengan pidato anti-Semitnya.
Bulan lalu, Green dilaporkan menulis di Facebook; "Beberapa tahun terakhir ini sulit, dan beberapa bulan terakhir ini lebih sulit". Dia telah meninggalkan pekerjaannya untuk memulai apa yang dia sebut "perjalanan spiritual".
Polisi telah mengidentifikasi perwira polisi yang tewas bernama William Evans, seorang veteran pasukan polisi selama 18 tahun. Dia dirawat di rumah sakit setelah insiden hari Jumat, tetapi meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit.
(min)
tulis komentar anda