Menelisik Bom Katedral Makassar, Terorisme Keluarga dan Warisan ISIS
Jum'at, 02 April 2021 - 09:19 WIB
Kurang dari setahun kemudian, Ulfa Handayani Saleh dan suaminya Rullie Rian Zeke, keduanya orang Indonesia, mengebom sebuah katedral di Jolo, Filipina selatan, menewaskan 23 orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Ulfa adalah adik dari Rizaldi, yang rumahnya merupakan tempat pernikahan pelaku bom Makassar.
“Ini adalah warisan unik ISIS yang mempromosikan kebangkitan terorisme keluarga,” kata Noor Huda Ismail, seorang visiting fellow at the S. Rajaratnam School of International Studies.
"Sejumlah orang Indonesia bergabung dengan ISIS sebagai anggota keluarga," ujarnya yang dilansir Reuters, Jumat (2/4/2021).
Lebih dari 1.100 orang Indonesia meninggalkan negara ini untuk bergabung dengan ISIS, terkadang sebagai satu keluarga, termasuk balita dan bayi. Demikian dipaparkan Sidney Jones, direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta.
Menurutnya, sebagian dari mereka dipengaruhi oleh propaganda ISIS yang efektif, yang mengidealkan konsep membesarkan anak di negara Islam murni.
Ratusan orang dideportasi atau dipulangkan setelah ISIS dikalahkan pada 2019.
Polisi mengatakan para pelaku bom Makassar adalah pasangan yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang terinspirasi ISIS, yang anggotanya diduga melakukan serangan bunuh diri di Surabaya dan tempat lain.
Mengingat sifat JAD yang terfragmentasi, Jones mengatakan bahwa penting untuk memeriksa hubungan pribadi yang mengungkapkan bagaimana ekstremis terhubung di seluruh wilayah.
Ulfa adalah adik dari Rizaldi, yang rumahnya merupakan tempat pernikahan pelaku bom Makassar.
“Ini adalah warisan unik ISIS yang mempromosikan kebangkitan terorisme keluarga,” kata Noor Huda Ismail, seorang visiting fellow at the S. Rajaratnam School of International Studies.
"Sejumlah orang Indonesia bergabung dengan ISIS sebagai anggota keluarga," ujarnya yang dilansir Reuters, Jumat (2/4/2021).
Lebih dari 1.100 orang Indonesia meninggalkan negara ini untuk bergabung dengan ISIS, terkadang sebagai satu keluarga, termasuk balita dan bayi. Demikian dipaparkan Sidney Jones, direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta.
Menurutnya, sebagian dari mereka dipengaruhi oleh propaganda ISIS yang efektif, yang mengidealkan konsep membesarkan anak di negara Islam murni.
Ratusan orang dideportasi atau dipulangkan setelah ISIS dikalahkan pada 2019.
Polisi mengatakan para pelaku bom Makassar adalah pasangan yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang terinspirasi ISIS, yang anggotanya diduga melakukan serangan bunuh diri di Surabaya dan tempat lain.
Mengingat sifat JAD yang terfragmentasi, Jones mengatakan bahwa penting untuk memeriksa hubungan pribadi yang mengungkapkan bagaimana ekstremis terhubung di seluruh wilayah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda