Drone China Terlihat Kumpulkan Informasi Intelijen di Sekitar Kepulauan Taiwan

Jum'at, 02 April 2021 - 02:15 WIB
Drone China terlihat mengumpulkan informasi intelijen di sekitar kepulauan Taiwan di Laut China Selatan. Foto/Ilustrasi/Sindonews
TAIPEI - Pesawat tak berawak milik militer China telah mengumpulkan informasi intelijen di sekitar pulau yang dikendalikan Taiwan di Laut China Selatan . Demikian laporan yang dikeluarkan penjaga pantai Taiwan.

Administrasi Penjaga Pantai Taiwan akan meningkatkan persiapan pertahanan di pulau Dongsha dan Taiping — juga dikenal sebagai Pratas dan Itu Aba — menyusul penampakan drone baru-baru ini di sekitar pulau tersebut.

Dalam sebuah laporan yang diberikan kepada legislator menjelang sidang parlemen pada hari Kamis, penjaga pantai Taiwan mengatakan aktivitas drone China, kemungkinan untuk tujuan pengintaian, selain pesawat tempur yang sering terbang ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) negara itu.

Kementerian Pertahanan Taiwan telah menerbitkan angka-angka yang menunjukkan serangan terhadap ADIZ hampir setiap hari oleh jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat dan pesawat mata-mata. Jumlahnya mencapai lebih dari 170 serangan sejak awal tahun, tetapi akan melebihi 200 jika drone disertakan.





Dongsha, yang terletak kira-kira 275 mil barat daya Taiwan, dikelola oleh kota pelabuhan Kaohsiung. China mengklaim pulau kecil itu sebagai bagian dari Shanwei, provinsi Guangdong.

Dalam beberapa bulan terakhir, muncul spekulasi media — yang dipicu oleh perdebatan di antara analis keamanan — bahwa Beijing berencana merebut pulau itu. Sementara pejabat pemerintah China tetap malu-malu dalam masalah ini, para pengamat terbagi atas manfaat dari apa yang akan menjadi operasi militer profil tinggi.

"China telah memperkuat militernya dan kemampuan serangan laut jauh", kata laporan itu seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (2/4/2021).

Mengutip pesawat tempur dan kapal perang PLA yang sering muncul di langit dan perairan sekitar Taiwan, penjaga pantai memperkirakan "pelecehan" lebih lanjut terhadap Taiwan dan pulau-pulau terpencilnya oleh Partai Komunis China — termasuk aktivitas tiga cabang yaitu oleh milisi bersenjata, penjaga pantai, dan angkatan laut China.



Laporan penjaga pantai mengatakan akan melanjutkan pengumpulan dan berbagi intelijen antara departemen pemerintah terkait, serta komunikasi yang erat dengan sekutu regional.

"Persiapan defensif di Dongsha dan Taiping akan mencakup kemampuan penyebaran pemberitahuan singkat penjaga pantai dan kesiapannya untuk menanggapi kontinjensi," tambah dokumen itu.

Penjaga pantai mengambil alih tugas pertahanan di pulau-pulau itu dari Korps Marinir Taiwan pada tahun 2000. Meskipun ketegangan meningkat di Laut China Selatan, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan kepada anggota parlemen bulan ini bahwa negara itu tidak berencana untuk mengerahkan kembali marinir ke Taiping, yang mana terletak 1.000 mil barat daya Taiwan.

Anggota parlemen pada sidang Kamis di Taipei, yang termasuk pejabat senior dari komunitas intelijen dan kementerian pertahanan dan luar negeri, juga meminta lebih banyak informasi tentang pakta penjaga pantai AS-Taiwan yang ditandatangani Jumat lalu.



"Beijing terus menggunakan semua langkah sebelum perang untuk mengisolasi Taiwan secara diplomatis dan mengintimidasi pulau itu dengan ancaman militer yang meningkat," kata komite urusan luar negeri dan pertahanan nasional parlemen Taiwan.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan baik Taipei dan Washington telah setuju untuk merahasiakan isi perjanjian itu untuk saat ini.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More