Bebaskan Kapal Terjebak, Otoritas Terusan Suez Keruk 20 Ribu Meter Kubik Pasir
Jum'at, 26 Maret 2021 - 14:54 WIB
Tetapi setiap hari yang berlalu harus dibayar dengan biaya tinggi oleh perusahaan dan negara yang perdagangannya terhambat oleh kemacetan ini. Sekitar 12% dari volume perdagangan dunia melewati Terusan Suez, dan biasanya menangani kargo sekitar USD10 miliar per hari.
Lebih dari 18.800 kapal dengan tonase bersih 1,17 miliar ton melewati kanal selama tahun 2020. Itu rata-rata 51,5 kapal per hari.
Setidaknya 160 kapal yang membawa bahan bakar dan kargo vital sekarang menunggu untuk melewati jalur air yang diblokir, menurut seorang pilot senior kanal di SCA. Beberapa kapal memutuskan untuk mengalihkan perjalanan mereka di sekitar Cape Horn untuk menghindari penyumbatan Terusan Suez - tetapi mereka menghadapi tambahan jarak 3.800 mil dan waktu berlayar tambahan hingga 12 hari, menurut International Chamber of Shipping.
"Tidak hanya barang di atas kapal Ever Given yang akan mengalami penundaan yang parah dalam perjalanannya, tetapi ratusan kapal lainnya juga akan terpengaruh. Kerusakan yang terjadi pada rantai pasokan global akan signifikan," kata Sekretaris Jenderal ICS Guy Platten.
Para ahli khawatir jika kapal tidak segera dibebaskan, kemacetan dapat berdampak pada pasar minyak, tarif pengiriman dan peti kemas, yang menyebabkan kenaikan biaya barang sehari-hari.
"Mayoritas perdagangan antara Asia dan Eropa masih bergantung pada Terusan Suez, dan mengingat bahwa barang-barang penting termasuk peralatan medis yang vital dan APD, bergerak melalui kapal-kapal ini, kami meminta pihak berwenang Mesir untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk membuka kembali terusan tersebut beroperasi secepatnya mungkin," ujar Platten.
Ini bukan pertama kalinya kanal, yang dibuka pada tahun 1869, mengalami penutupan. Kanal itu pernah harus ditutup antara 1956 hingga 1957 karena Krisis Suez, juga dikenal sebagai perang Arab-Israel kedua. Kanal itu ditutup lagi pada tahun 1967 ketika Israel menduduki semenanjung Sinai, dan tidak dibuka kembali sampai tahun 1975.
Tetapi penutupan sekarang mungkin memiliki dampak yang jauh lebih besar dan lebih mengganggu daripada selama dua penutupan terakhir karena tingkat perdagangan antara Eropa dan Asia telah tumbuh secara substansial dalam beberapa dekade sejak itu.
Lebih dari 18.800 kapal dengan tonase bersih 1,17 miliar ton melewati kanal selama tahun 2020. Itu rata-rata 51,5 kapal per hari.
Setidaknya 160 kapal yang membawa bahan bakar dan kargo vital sekarang menunggu untuk melewati jalur air yang diblokir, menurut seorang pilot senior kanal di SCA. Beberapa kapal memutuskan untuk mengalihkan perjalanan mereka di sekitar Cape Horn untuk menghindari penyumbatan Terusan Suez - tetapi mereka menghadapi tambahan jarak 3.800 mil dan waktu berlayar tambahan hingga 12 hari, menurut International Chamber of Shipping.
"Tidak hanya barang di atas kapal Ever Given yang akan mengalami penundaan yang parah dalam perjalanannya, tetapi ratusan kapal lainnya juga akan terpengaruh. Kerusakan yang terjadi pada rantai pasokan global akan signifikan," kata Sekretaris Jenderal ICS Guy Platten.
Para ahli khawatir jika kapal tidak segera dibebaskan, kemacetan dapat berdampak pada pasar minyak, tarif pengiriman dan peti kemas, yang menyebabkan kenaikan biaya barang sehari-hari.
"Mayoritas perdagangan antara Asia dan Eropa masih bergantung pada Terusan Suez, dan mengingat bahwa barang-barang penting termasuk peralatan medis yang vital dan APD, bergerak melalui kapal-kapal ini, kami meminta pihak berwenang Mesir untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk membuka kembali terusan tersebut beroperasi secepatnya mungkin," ujar Platten.
Ini bukan pertama kalinya kanal, yang dibuka pada tahun 1869, mengalami penutupan. Kanal itu pernah harus ditutup antara 1956 hingga 1957 karena Krisis Suez, juga dikenal sebagai perang Arab-Israel kedua. Kanal itu ditutup lagi pada tahun 1967 ketika Israel menduduki semenanjung Sinai, dan tidak dibuka kembali sampai tahun 1975.
Tetapi penutupan sekarang mungkin memiliki dampak yang jauh lebih besar dan lebih mengganggu daripada selama dua penutupan terakhir karena tingkat perdagangan antara Eropa dan Asia telah tumbuh secara substansial dalam beberapa dekade sejak itu.
tulis komentar anda