Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Jarak Pendek
Rabu, 24 Maret 2021 - 05:29 WIB
Menjelang kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Korsel minggu lalu, para pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Korut mungkin telah bersiap untuk menembakkan rudal sebagai respons atas kunjungannya. Namun, peluncuran dua rudal pada akhir pekan ini terjadi beberapa hari setelah Austin meninggalkan Korsel.
Sejak perjanjian jabat tangan 2018 yang dicapai oleh mantan Presiden Donald Trump dengan Kim Jong-un, Korut belum melakukan uji coba rudal jarak jauh. Ketika Korut melanjutkan pengujian rudal balistik jarak pendek setelah perjanjian itu, pemerintahan Trump mengatakan mereka tidak melanggar semangat perjanjian tersebut.
Namun, diyakini bahwa pada saat itu Korut telah berkembang dengan teknologi rudal balistik antar benua (ICBM), meluncurkan ICBM baru yang dipamerkan dalam sebuah parade militer Oktober lalu.
"Rezim Kim Jong-un telah mencapai kesuksesan yang mengkhawatirkan dalam upayanya untuk menunjukkan kemampuan untuk mengancam tanah air AS dengan ICBM bersenjata nuklir, percaya bahwa senjata semacam itu diperlukan untuk menghalangi aksi militer AS dan memastikan kelangsungan rezimnya," ujar Jenderal Glen VanHerck, komandan Komando Utara AS, kepada Kongres AS pekan lalu dalam kesaksian tertulis.
VanHerck menggambarkan ICBM baru Korut semakin meningkatkan risiko yang ditimbulkan ke Amerika Serikat.
"Rezim Korea Utara juga telah mengindikasikan bahwa mereka tidak lagi terikat oleh moratorium pengujian nuklir dan ICBM sepihak yang diumumkan pada tahun 2018, menunjukkan bahwa Kim dapat memulai pengujian penerbangan dengan desain ICBM yang lebih baik dalam waktu dekat," kata VanHerck.
Sejak perjanjian jabat tangan 2018 yang dicapai oleh mantan Presiden Donald Trump dengan Kim Jong-un, Korut belum melakukan uji coba rudal jarak jauh. Ketika Korut melanjutkan pengujian rudal balistik jarak pendek setelah perjanjian itu, pemerintahan Trump mengatakan mereka tidak melanggar semangat perjanjian tersebut.
Namun, diyakini bahwa pada saat itu Korut telah berkembang dengan teknologi rudal balistik antar benua (ICBM), meluncurkan ICBM baru yang dipamerkan dalam sebuah parade militer Oktober lalu.
"Rezim Kim Jong-un telah mencapai kesuksesan yang mengkhawatirkan dalam upayanya untuk menunjukkan kemampuan untuk mengancam tanah air AS dengan ICBM bersenjata nuklir, percaya bahwa senjata semacam itu diperlukan untuk menghalangi aksi militer AS dan memastikan kelangsungan rezimnya," ujar Jenderal Glen VanHerck, komandan Komando Utara AS, kepada Kongres AS pekan lalu dalam kesaksian tertulis.
VanHerck menggambarkan ICBM baru Korut semakin meningkatkan risiko yang ditimbulkan ke Amerika Serikat.
"Rezim Korea Utara juga telah mengindikasikan bahwa mereka tidak lagi terikat oleh moratorium pengujian nuklir dan ICBM sepihak yang diumumkan pada tahun 2018, menunjukkan bahwa Kim dapat memulai pengujian penerbangan dengan desain ICBM yang lebih baik dalam waktu dekat," kata VanHerck.
(ian)
tulis komentar anda