Inggris Pangkas Ribuan Tentara, Pakai Teknologi Canggih untuk Hadapi Ancaman
Selasa, 23 Maret 2021 - 15:50 WIB
LONDON - Pemerintah Inggris memutuskan akan mengurangi jumlah tentaranya dari 76.500 personel menjadi 72.500 pada tahun 2025. Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan negaranya akan mengandalkan teknologi canggih untuk menghadapi ancaman masa depan.
Awal bulan ini, pemerintah menerbitkan tinjauan terintegrasi, sebuah dokumen yang menjabarkan prioritas kebijakan luar negeri dan pertahanan pasca-Brexit.
Tinjauan itu mengamanatkan Inggris harus lebih siap untuk dunia yang lebih kompetitif. Tinjauan itu juga mengamanatkan penambahan hulu ledak nuklir dari 180 pada saat ini menjadi 260 untuk beberapa tahun ke depan.
"Angkatan bersenjata harus berpikir dan bertindak secara berbeda, mereka tidak akan lagi ditahan sebagai kekuatan terakhir tetapi menjadi kekuatan yang lebih aktif di seluruh dunia," kata Wallace kepada parlemen setempat hari Senin, seperti dilansir Reuters, Selasa (23/3/2021).
"Peningkatan kemampuan pasukan dan keunggulan teknologi akan berarti bahwa efek yang lebih besar dapat diberikan oleh lebih sedikit orang. Oleh karena itu, saya telah mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah tentara dari 76.500 personel terlatih saat ini menjadi 72.500 pada tahun 2025," papar Wallace.
Sebelumnya, Perdana Menteri Boris Johnson mengonfirmasi pengeluaran pertahanan Inggris akan tetap di atas target NATO menyusul pengumuman anggaran pertahanan barunya dalam percakapan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
"Peningkatan investasi dalam pertahanan membawa total pengeluaran Inggris menjadi 2,2% dari PDB—secara signifikan di atas target NATO," kata Johnson kepada Stoltenberg, menurut dokumen dari kantor Johnson di Downing Street.
Awal bulan ini, pemerintah menerbitkan tinjauan terintegrasi, sebuah dokumen yang menjabarkan prioritas kebijakan luar negeri dan pertahanan pasca-Brexit.
Tinjauan itu mengamanatkan Inggris harus lebih siap untuk dunia yang lebih kompetitif. Tinjauan itu juga mengamanatkan penambahan hulu ledak nuklir dari 180 pada saat ini menjadi 260 untuk beberapa tahun ke depan.
"Angkatan bersenjata harus berpikir dan bertindak secara berbeda, mereka tidak akan lagi ditahan sebagai kekuatan terakhir tetapi menjadi kekuatan yang lebih aktif di seluruh dunia," kata Wallace kepada parlemen setempat hari Senin, seperti dilansir Reuters, Selasa (23/3/2021).
"Peningkatan kemampuan pasukan dan keunggulan teknologi akan berarti bahwa efek yang lebih besar dapat diberikan oleh lebih sedikit orang. Oleh karena itu, saya telah mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah tentara dari 76.500 personel terlatih saat ini menjadi 72.500 pada tahun 2025," papar Wallace.
Sebelumnya, Perdana Menteri Boris Johnson mengonfirmasi pengeluaran pertahanan Inggris akan tetap di atas target NATO menyusul pengumuman anggaran pertahanan barunya dalam percakapan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
"Peningkatan investasi dalam pertahanan membawa total pengeluaran Inggris menjadi 2,2% dari PDB—secara signifikan di atas target NATO," kata Johnson kepada Stoltenberg, menurut dokumen dari kantor Johnson di Downing Street.
(min)
tulis komentar anda