Horor, Plasenta Manusia di China Dijual dan Jadi Camilan

Senin, 22 Maret 2021 - 13:41 WIB
Dia berkata bahwa dia memiliki lebih sedikit pelanggan dalam beberapa tahun terakhir karena dia tidak lagi diizinkan untuk mem-posting iklan untuk bisnis ini di platform online legal.

“Tapi sebenarnya permintaan masih kuat,” ujarnya, mengingat masih banyak orang yang menanyakan di mana mereka bisa mengolah plasenta.

Ahli pengobatan tradisional China (TCM) dan apoteker garis depan yang dikonsultasikan oleh Global Times, bagaimanapun, menganjurkan orang untuk mengonsumsi plasenta karena tidak terlalu bermanfaat dan menimbulkan risiko kesehatan.

"Dalam TCM kuno, plasenta manusia terutama digunakan untuk meningkatkan kekebalan, atau untuk mengobati asma dan bronkitis," kata seorang apoteker TCM bermarga Yao, yang bekerja di rumah sakit umum di Provinsi Hunan, China Tengah.

"Ini tidak pernah menyembuhkan semua seperti yang dipikirkan beberapa orang," kata Yao.

"Lebih buruk lagi, beberapa plasenta manusia mungkin mengandung virus menular seperti HIV, Hepatitis B dan Sifilis," imbuh Huang. “Orang mungkin terinfeksi melalui makan plasenta yang tidak sehat,” katanya kepada Global Times.

Di China, perdagangan gelap plasenta manusia dapat dihukum berdasarkan Peraturan Administrasi Limbah Medis, meskipun tidak ada undang-undang yang secara khusus menargetkannya. Hal itu disampaikan pakar hukum, Zhang Bo.

Menurutnya, pelanggar aturan biasanya mendapat denda tidak lebih dari lima kali lipat keuntungan ilegal.

Zhang menyarankan pihak berwenang harus meningkatkan tindakan keras terhadap perdagangan ilegal melalui hukuman yang lebih keras. "Jika denda dinaikkan menjadi, misalnya, 50 kali lipat dari jumlah keuntungan ilegal, pelanggar mungkin berpikir dua kali tentang biaya kejahatan mereka," katanya kepada Global Times.
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More