Horor, Plasenta Manusia di China Dijual dan Jadi Camilan
Senin, 22 Maret 2021 - 13:41 WIB
BEIJING - Plasenta manusia segar terus dijual di pasar "bawah tanah" di China meski negara itu sudah bertahun-tahun melarang komersialisasinya. Mengerikannya lagi, sebagian warga China menjadikan plasenta manusia sebagai camilan yang dimakan layaknya makanan ringan pada umumnya.
Media pemerintah, Global Times, mengonfirmasi praktik penjualan ilegal tersebut.
Sebuah laporan investigasi yang diterbitkan thepaper.cn, pada Senin pekan lalu, mengungkap bahwa para pedagang "bawah tanah" membeli plasenta bekas dengan bau darah yang masih kuat dari rumah sakit, rumah duka, dan pabrik pengolahan limbah medis. Masing-masing plasenta manusia dijual seharga sekitar 80 yuan (USD12).
Para pedagang lantas menjualnya ke toko-toko ilegal seharga beberapa ratus yuan untuk yang sudah diproses.
Global Times dalam laporannya menemukan bahwa plasenta manusia dijual di situs web belanja termasuk Xianyu, platform perdagangan barang bekas dari Alibaba.
Sebagian besar penjual menggunakan nama yang tidak jelas untuk mendeskripsikan produk mereka, alih-alih langsung mengiklankannya sebagai plasenta manusia.
Salah satu pengecer menjual plasenta masing-masing seharga 360 yuan di Xianyu. "Saya bisa memotong harga menjadi 260 yuan jika Anda membeli lebih banyak," katanya kepada reporter Global Times. "Kami membeli bahan mentah dengan harga 2.000 yuan per kilogram."
Penjual itu menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa dia takut platform tersebut mengetahui bahwa dia melanggar peraturan perdagangan online.
Saat ini, rumah sakit di China mengembalikan plasenta kepada pemiliknya atau membuangnya sebagai limbah medis jika Ibu baru tidak menginginkannya. Hal itu disampaikan Huang Chengsheng, dokter kandungan di Rumah Sakit Rakyat Keenam Shanghai yang memiliki pengalaman enam tahun.
Menurut Huang, banyak Ibu baru memilih untuk membawa pulang plasenta mereka dan memakannya layaknya camilan.
Beberapa Ibu mengatakan kepada Global Times bahwa sangat umum bahwa orang China, terutama orangtua, memakan plasenta manusia. Mereka meyakini bahwa plasenta manusia kaya nutrisi dan baik untuk kesehatan.
Seorang Ibu dari bayi berusia 22 bulan asal Provinsi Shaanxi, China Barat Laut, mengatakan bahwa sebelum dia melahirkan, Ibu dan Ibu mertuanya telah meminta plasentanya. "Keduanya ingin memakan plasenta [saya] untuk menyehatkan tubuh," kenang Ibu bermarga Chen tersebut.
Tapi Chen meminta rumah sakit membuang plasentanya. “Saya tidak ingin mereka memakannya,” katanya kepada Global Times. "Itu menjijikkan."
Seorang Ibu lain di Shanghai, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa setelah melahirkan, dia mengirim plasentanya ke toko terdekat di dekat rumah sakit untuk diolah menjadi bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul.
“Itu untuk Ayah mertua saya, yang kesehatannya buruk,” katanya kepada Global Times. Dia mengatakan bahwa pemrosesannya cepat dan biayanya kurang dari 500 yuan.
Mengolah plasenta menjadi kapsul telah menjadi bisnis di China, karena beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman untuk memakannya secara langsung.
Seorang pengusaha wanita yang terlibat dalam pemrosesan plasenta di Provinsi Zhejiang, China Timur, mengatakan kepada Global Times bahwa dia menyediakan layanan dari pintu ke pintu untuk keluarga yang baru saja melahirkan anak.
Dia berkata bahwa dia memiliki lebih sedikit pelanggan dalam beberapa tahun terakhir karena dia tidak lagi diizinkan untuk mem-posting iklan untuk bisnis ini di platform online legal.
“Tapi sebenarnya permintaan masih kuat,” ujarnya, mengingat masih banyak orang yang menanyakan di mana mereka bisa mengolah plasenta.
Ahli pengobatan tradisional China (TCM) dan apoteker garis depan yang dikonsultasikan oleh Global Times, bagaimanapun, menganjurkan orang untuk mengonsumsi plasenta karena tidak terlalu bermanfaat dan menimbulkan risiko kesehatan.
"Dalam TCM kuno, plasenta manusia terutama digunakan untuk meningkatkan kekebalan, atau untuk mengobati asma dan bronkitis," kata seorang apoteker TCM bermarga Yao, yang bekerja di rumah sakit umum di Provinsi Hunan, China Tengah.
"Ini tidak pernah menyembuhkan semua seperti yang dipikirkan beberapa orang," kata Yao.
"Lebih buruk lagi, beberapa plasenta manusia mungkin mengandung virus menular seperti HIV, Hepatitis B dan Sifilis," imbuh Huang. “Orang mungkin terinfeksi melalui makan plasenta yang tidak sehat,” katanya kepada Global Times.
Di China, perdagangan gelap plasenta manusia dapat dihukum berdasarkan Peraturan Administrasi Limbah Medis, meskipun tidak ada undang-undang yang secara khusus menargetkannya. Hal itu disampaikan pakar hukum, Zhang Bo.
Menurutnya, pelanggar aturan biasanya mendapat denda tidak lebih dari lima kali lipat keuntungan ilegal.
Zhang menyarankan pihak berwenang harus meningkatkan tindakan keras terhadap perdagangan ilegal melalui hukuman yang lebih keras. "Jika denda dinaikkan menjadi, misalnya, 50 kali lipat dari jumlah keuntungan ilegal, pelanggar mungkin berpikir dua kali tentang biaya kejahatan mereka," katanya kepada Global Times.
Media pemerintah, Global Times, mengonfirmasi praktik penjualan ilegal tersebut.
Sebuah laporan investigasi yang diterbitkan thepaper.cn, pada Senin pekan lalu, mengungkap bahwa para pedagang "bawah tanah" membeli plasenta bekas dengan bau darah yang masih kuat dari rumah sakit, rumah duka, dan pabrik pengolahan limbah medis. Masing-masing plasenta manusia dijual seharga sekitar 80 yuan (USD12).
Para pedagang lantas menjualnya ke toko-toko ilegal seharga beberapa ratus yuan untuk yang sudah diproses.
Global Times dalam laporannya menemukan bahwa plasenta manusia dijual di situs web belanja termasuk Xianyu, platform perdagangan barang bekas dari Alibaba.
Sebagian besar penjual menggunakan nama yang tidak jelas untuk mendeskripsikan produk mereka, alih-alih langsung mengiklankannya sebagai plasenta manusia.
Salah satu pengecer menjual plasenta masing-masing seharga 360 yuan di Xianyu. "Saya bisa memotong harga menjadi 260 yuan jika Anda membeli lebih banyak," katanya kepada reporter Global Times. "Kami membeli bahan mentah dengan harga 2.000 yuan per kilogram."
Penjual itu menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa dia takut platform tersebut mengetahui bahwa dia melanggar peraturan perdagangan online.
Saat ini, rumah sakit di China mengembalikan plasenta kepada pemiliknya atau membuangnya sebagai limbah medis jika Ibu baru tidak menginginkannya. Hal itu disampaikan Huang Chengsheng, dokter kandungan di Rumah Sakit Rakyat Keenam Shanghai yang memiliki pengalaman enam tahun.
Menurut Huang, banyak Ibu baru memilih untuk membawa pulang plasenta mereka dan memakannya layaknya camilan.
Beberapa Ibu mengatakan kepada Global Times bahwa sangat umum bahwa orang China, terutama orangtua, memakan plasenta manusia. Mereka meyakini bahwa plasenta manusia kaya nutrisi dan baik untuk kesehatan.
Seorang Ibu dari bayi berusia 22 bulan asal Provinsi Shaanxi, China Barat Laut, mengatakan bahwa sebelum dia melahirkan, Ibu dan Ibu mertuanya telah meminta plasentanya. "Keduanya ingin memakan plasenta [saya] untuk menyehatkan tubuh," kenang Ibu bermarga Chen tersebut.
Tapi Chen meminta rumah sakit membuang plasentanya. “Saya tidak ingin mereka memakannya,” katanya kepada Global Times. "Itu menjijikkan."
Seorang Ibu lain di Shanghai, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa setelah melahirkan, dia mengirim plasentanya ke toko terdekat di dekat rumah sakit untuk diolah menjadi bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul.
“Itu untuk Ayah mertua saya, yang kesehatannya buruk,” katanya kepada Global Times. Dia mengatakan bahwa pemrosesannya cepat dan biayanya kurang dari 500 yuan.
Mengolah plasenta menjadi kapsul telah menjadi bisnis di China, karena beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman untuk memakannya secara langsung.
Seorang pengusaha wanita yang terlibat dalam pemrosesan plasenta di Provinsi Zhejiang, China Timur, mengatakan kepada Global Times bahwa dia menyediakan layanan dari pintu ke pintu untuk keluarga yang baru saja melahirkan anak.
Dia berkata bahwa dia memiliki lebih sedikit pelanggan dalam beberapa tahun terakhir karena dia tidak lagi diizinkan untuk mem-posting iklan untuk bisnis ini di platform online legal.
“Tapi sebenarnya permintaan masih kuat,” ujarnya, mengingat masih banyak orang yang menanyakan di mana mereka bisa mengolah plasenta.
Ahli pengobatan tradisional China (TCM) dan apoteker garis depan yang dikonsultasikan oleh Global Times, bagaimanapun, menganjurkan orang untuk mengonsumsi plasenta karena tidak terlalu bermanfaat dan menimbulkan risiko kesehatan.
"Dalam TCM kuno, plasenta manusia terutama digunakan untuk meningkatkan kekebalan, atau untuk mengobati asma dan bronkitis," kata seorang apoteker TCM bermarga Yao, yang bekerja di rumah sakit umum di Provinsi Hunan, China Tengah.
"Ini tidak pernah menyembuhkan semua seperti yang dipikirkan beberapa orang," kata Yao.
"Lebih buruk lagi, beberapa plasenta manusia mungkin mengandung virus menular seperti HIV, Hepatitis B dan Sifilis," imbuh Huang. “Orang mungkin terinfeksi melalui makan plasenta yang tidak sehat,” katanya kepada Global Times.
Di China, perdagangan gelap plasenta manusia dapat dihukum berdasarkan Peraturan Administrasi Limbah Medis, meskipun tidak ada undang-undang yang secara khusus menargetkannya. Hal itu disampaikan pakar hukum, Zhang Bo.
Menurutnya, pelanggar aturan biasanya mendapat denda tidak lebih dari lima kali lipat keuntungan ilegal.
Zhang menyarankan pihak berwenang harus meningkatkan tindakan keras terhadap perdagangan ilegal melalui hukuman yang lebih keras. "Jika denda dinaikkan menjadi, misalnya, 50 kali lipat dari jumlah keuntungan ilegal, pelanggar mungkin berpikir dua kali tentang biaya kejahatan mereka," katanya kepada Global Times.
(min)
tulis komentar anda