Bukan Demonstran tapi Ditembak, Gadis Myanmar Ini Sekarat

Kamis, 18 Maret 2021 - 15:03 WIB
Para dokter dan perawat adalah yang pertama mengusulkan gerakan pembangkangan sipil, yang sejak itu menyebar ke sektor lain.

"Keluarga itu tidak tahu ke mana harus pergi—mereka bolak-balik di jalan antara arah Pyin Oo Lwin dan Meiktila," kata La Min kepada AFP.

Pada akhirnya, mereka tidak punya pilihan selain pergi ke rumah sakit militer, di mana slip rujukan memerintahkan mereka untuk pergi.

Dokter mengantar mereka ke sana, khawatir pusat medis yang dikelola warga sipil akan menolak mereka.

Dia menambahkan bahwa Ngwe Oo sadar sepanjang waktu meski mengalami luka berdarah di kepalanya.

"Dia meminta air kepada ibunya," katanya.

Sesampainya di rumah sakit militer pada pukul 23.00 malam, remaja berusia 16 tahun itu segera menjalani CT scan, yang menunjukkan bagian tengkorak yang patah telah masuk ke otaknya di sisi kanan.

"Dia akan mati jika tidak ada operasi, tetapi bahkan dengan itu, hanya ada kemungkinan bertahan hidup 50 persen," kata La Min.

Karena kelelahan, dia mengatakan kepada AFP bahwa mengantar Ngwe Oo dan orang tuanya ke rumah sakit setelah jam malam bukanlah tindakan keberanian, tetapi salah satu bentuk ketakutan.

“Saya melakukannya karena saya takut apa yang akan terjadi,” katanya. “Baginya untuk tetap hidup adalah hal yang paling penting.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More