Bos NATO Tiba-tiba Ubah Sikap, Bilang Rusia dan China Bukan Ancaman
Selasa, 16 Maret 2021 - 13:47 WIB
Bulan lalu, Sekjen NATO bersikeras bahwa aliansi militer dari 30 negara Eropa dan negara-negara Amerika Utara akan senang untuk bekerjasama dengan Rusia, tetapi juga siap untuk konfrontasi jika diperlukan. Dia juga menyerukan agar lebih banyak dana dialokasikan untuk meningkatkan kehadiran pasukan blok itu di dekat perbatasan Rusia.
Ketegangan antara NATO dan Moskow telah memuncak sejak 2014 ketika Crimea bergabung kembali dengan Rusia setelah referendum, yang oleh Ukraina dan negara-negara Barat dianggap sebagai aneksasi oleh Rusia.
Blok tersebut menanggapi dengan mengerahkan lebih banyak pasukan dan perangkat keras militer di Eropa Timur, sementara secara tajam mengintensifkan patroli udara dan laut di wilayah tersebut.
Bertentangan dengan klaim berulang dari Polandia, negara-negara Baltik dan lainnya, Moskow telah membantah menyembunyikan niat agresif terhadap setiap anggota NATO—dan telah melabeli penumpukan pasukan NATO dan latihan militer di "depan pintu"-nya sebagai ancaman keamanan utama bagi benua itu, dengan alasan bahwa itu hanya meningkatkan potensi konflik secara nyata.
Ketegangan antara NATO dan Moskow telah memuncak sejak 2014 ketika Crimea bergabung kembali dengan Rusia setelah referendum, yang oleh Ukraina dan negara-negara Barat dianggap sebagai aneksasi oleh Rusia.
Blok tersebut menanggapi dengan mengerahkan lebih banyak pasukan dan perangkat keras militer di Eropa Timur, sementara secara tajam mengintensifkan patroli udara dan laut di wilayah tersebut.
Bertentangan dengan klaim berulang dari Polandia, negara-negara Baltik dan lainnya, Moskow telah membantah menyembunyikan niat agresif terhadap setiap anggota NATO—dan telah melabeli penumpukan pasukan NATO dan latihan militer di "depan pintu"-nya sebagai ancaman keamanan utama bagi benua itu, dengan alasan bahwa itu hanya meningkatkan potensi konflik secara nyata.
(min)
tulis komentar anda