Pembalasan Jurnalis China: Australia Lakukan Genosida terhadap Aborigin

Jum'at, 12 Maret 2021 - 02:00 WIB
Departemen Luar Negeri AS memperkirakan hingga dua juta orang Uighur—minoritas Muslim yang berasal dari Xinjiang—diyakini telah ditempatkan di pusat-pusat penahanan.

Para mantan tahanan mengaku bahwa mereka menjadi sasaran indoktrinasi, pelecehan seksual dan bahkan disterilkan secara paksa saat berada di kamp.

"Ini adalah kekuatan global utama, yang kepemimpinannya adalah arsitek genosida," kata Azeem Ibrahim, Direktur Inisiatif Khusus di Newlines Institute.



China membantah tuduhan itu, dengan mengatakan pusat-pusat kamp itu dimaksudkan untuk mencegah ekstremisme agama dan terorisme.

Pada 7 Maret, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut klaim pelanggaran HAM "tidak masuk akal" dan mendesak orang untuk mengunjungi Xinjiang untuk melihat sendiri.

“Kami menyambut lebih banyak orang untuk mengunjungi Xinjiang. Melihat akan percaya dan kebohongan akan runtuh dengan sendirinya,” kata Wang, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Global Times.

Menyusul komentar Yi, mitranya dari Australia, Marise Payne, bersumpah untuk mempertahankan tekanan terhadap China dan mengatakan dia mendukung kritik atas perlakuan terhadap Uighur.

“Bukti yang menunjukkan penggunaan kerja paksa, penggunaan sterilisasi paksa, dan pelecehan sistematis terhadap perempuan dan berbagai tindakan lainnya merupakan pelanggaran berat HAM,” katanya.

Ada lebih dari 12 juta orang Uighur yang tinggal di provinsi itu sesuai perkiraan terbaru.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More