Pompeo: Banyak Orang Arab Saudi Ingin Berdamai dengan Israel
Senin, 01 Maret 2021 - 11:08 WIB
Secara publik, Kerajaan Arab Saudi telah menegaskan kebijakannya yang telah berusia puluhan tahun untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel sampai kesepakatan tercapai untuk menyelesaikan konflik Palestina.
Pemerintahan Trump mendekati Riyadh ketika berusaha mengisolasi musuh bersama mereka; Iran, dan menahan kritik keras atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di kerajaan, termasuk atas pembunuhan jurnalis dan kritikus kerajaan; Jamal Khashoggi, yang mengerikan pada 2018.
Melanggar pendekatan Trump, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa Washington akan meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas pelanggaran HAM dengan merilis laporan intelijen yang menuduh Putra Mahkota Mohammad bin Salman menyetujui pembunuhan Khashoggi oleh agen-agen nakal Saudi di Istanbul, Turki.
Pompeo lebih lanjut mengklaim Perjanjian Abraham dimungkinkan oleh pembunuhan AS terhadap jenderal Iran; Qassem Soleimani, dalam serangan udara, dengan alasan itu membangun kepercayaan antara Washington dan sekutu Arab-nya.
“Ketika para pemimpin di dunia Arab melihat bahwa Amerika Serikat siap untuk melakukan ini, untuk melawan Iran, untuk melawan kepemimpinan IRGC [Korps Garda Revolusi Islam] khususnya Qassem Soleimani, mereka tahu bahwa mereka memiliki seorang teman,” kata Pompeo.
“Mereka tahu bahwa mereka dapat…membangun serangkaian kesepakatan dengan negara Israel; ini bukanlah masalah yang terputus, mereka sangat terkait, satu tidak dapat terjadi tanpa yang lain.”
Pelapor khusus PBB tentang pembunuhan di luar hukum, Agnes Callamard, mengatakan pembunuhan Soleimani "melanggar hukum".
Pemerintahan Trump mendekati Riyadh ketika berusaha mengisolasi musuh bersama mereka; Iran, dan menahan kritik keras atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di kerajaan, termasuk atas pembunuhan jurnalis dan kritikus kerajaan; Jamal Khashoggi, yang mengerikan pada 2018.
Melanggar pendekatan Trump, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa Washington akan meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas pelanggaran HAM dengan merilis laporan intelijen yang menuduh Putra Mahkota Mohammad bin Salman menyetujui pembunuhan Khashoggi oleh agen-agen nakal Saudi di Istanbul, Turki.
Pompeo lebih lanjut mengklaim Perjanjian Abraham dimungkinkan oleh pembunuhan AS terhadap jenderal Iran; Qassem Soleimani, dalam serangan udara, dengan alasan itu membangun kepercayaan antara Washington dan sekutu Arab-nya.
“Ketika para pemimpin di dunia Arab melihat bahwa Amerika Serikat siap untuk melakukan ini, untuk melawan Iran, untuk melawan kepemimpinan IRGC [Korps Garda Revolusi Islam] khususnya Qassem Soleimani, mereka tahu bahwa mereka memiliki seorang teman,” kata Pompeo.
“Mereka tahu bahwa mereka dapat…membangun serangkaian kesepakatan dengan negara Israel; ini bukanlah masalah yang terputus, mereka sangat terkait, satu tidak dapat terjadi tanpa yang lain.”
Pelapor khusus PBB tentang pembunuhan di luar hukum, Agnes Callamard, mengatakan pembunuhan Soleimani "melanggar hukum".
(min)
tulis komentar anda