Dubes Italia Tewas, Pemberontak Hutu Salahkan Kongo dan Rwanda
Selasa, 23 Februari 2021 - 23:00 WIB
Dikatakan konvoi duta besar diserang di dekat perbatasan Rwanda, tidak jauh dari posisi FARDC.
"Tanggung jawab atas pembunuhan keji ini ditemukan di jajaran kedua tentara ini dan para sponsor mereka yang telah membentuk aliansi tidak wajar untuk melanggengkan penjarahan Kongo timur," kata pemberontak Hutu seperti dikutip dari France24.
Otoritas Kongo dan Rwanda belum melaporkan keberadaan pasukan reguler Rwanda di Kongo.
Namun seorang ahli di Kivu Security Tracker (KST), pemantau Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada AFP bahwa kelompok pemberontak Hutu diketahui hadir di wilayah tersebut.
"FDLR berada di dekat tempat serangan itu terjadi. Ada kemungkinan bahwa pemberontak Rwanda bertanggung jawab atas serangan ini," kata ahli itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Puluhan milisi berkeliaran di empat provinsi timur Kongo, banyak di antaranya merupakan warisan perang pada tahun 1990-an yang menyedot negara-negara di sekitar Afrika bagian tengah-selatan dan merenggut jutaan nyawa.
Beberapa pendiri FDLR terlibat dalam genosida Rwanda tahun 1994 di mana mayoritas Hutu membantai 800.000 orang, terutama dari Suku Tutsi tetapi juga moderat Hutu.
Kelompok itu menentang pemerintah Rwanda saat ini, tetapi belum melancarkan serangan skala besar di Rwanda sejak 2001.
"Tanggung jawab atas pembunuhan keji ini ditemukan di jajaran kedua tentara ini dan para sponsor mereka yang telah membentuk aliansi tidak wajar untuk melanggengkan penjarahan Kongo timur," kata pemberontak Hutu seperti dikutip dari France24.
Otoritas Kongo dan Rwanda belum melaporkan keberadaan pasukan reguler Rwanda di Kongo.
Namun seorang ahli di Kivu Security Tracker (KST), pemantau Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada AFP bahwa kelompok pemberontak Hutu diketahui hadir di wilayah tersebut.
"FDLR berada di dekat tempat serangan itu terjadi. Ada kemungkinan bahwa pemberontak Rwanda bertanggung jawab atas serangan ini," kata ahli itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Puluhan milisi berkeliaran di empat provinsi timur Kongo, banyak di antaranya merupakan warisan perang pada tahun 1990-an yang menyedot negara-negara di sekitar Afrika bagian tengah-selatan dan merenggut jutaan nyawa.
Beberapa pendiri FDLR terlibat dalam genosida Rwanda tahun 1994 di mana mayoritas Hutu membantai 800.000 orang, terutama dari Suku Tutsi tetapi juga moderat Hutu.
Kelompok itu menentang pemerintah Rwanda saat ini, tetapi belum melancarkan serangan skala besar di Rwanda sejak 2001.
Lihat Juga :
tulis komentar anda