Heboh Video Putri Latifa Dipenjara di Vila, Penguasa Dubai Bungkam
Rabu, 17 Februari 2021 - 06:40 WIB
Menurut BBC, Putri Latifa diam-diam merekam video dirinya di ponsel saat bersembunyi di kamar mandi yang bisa dia kunci. Video dokumenter itu menyatakan sekitar setahun setelah Latifa dibawa kembali ke Dubai, temannya Tiina Jauhiainen dihubungi oleh seseorang yang membantunya secara diam-diam berhubungan kembali dengannya.
"Jauhiainen berhasil mendapatkan telepon ke Latifa dan sejak itu sang putri telah merekam banyak pesan video menggambarkan penahanannya di sebuah vila yang diubah menjadi penjara dengan jendela tertutup," kata BBC dalam siaran persnya.
"BBC Panorama telah secara independen memverifikasi detail di mana Latifa disandera. Dia dijaga oleh sekitar 30 polisi, bekerja secara bergilir, baik di dalam maupun di luar vila. Lokasinya hanya beberapa meter dari pantai. Tidak diketahui apakah dia masih ada di sana," lanjut siaran pers tersebut.
Kampanye "Latifa Bebas", yang telah melobi untuk pembebasannya, mengatakan telah berhasil menyelundupkan telepon ke Latifa.
David Haigh, salah satu pendiri kampanye dan pengacaranya, menyerukan pembebasan segera Latifa dan diakhirinya periode pelanggaran hak asasi manusia yang menghebohkan, yang telah merusak reputasi Uni Emirat Arab secara signifikan.
Tampak waspada dan berbicara dengan tenang, Latifa mengatakan dalam video tersebut bahwa ada petugas polisi yang ditempatkan di luar dan di dalam vila. "Saya hanya ingin bebas," katanya.
Pada Desember 2018, Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan Latifa ada di rumah dan tinggal bersama keluarganya setelah kelompok hak asasi manusia meminta pihak berwenang di negara Teluk Arab untuk mengungkapkan keberadaan dan kondisinya.
"Jauhiainen berhasil mendapatkan telepon ke Latifa dan sejak itu sang putri telah merekam banyak pesan video menggambarkan penahanannya di sebuah vila yang diubah menjadi penjara dengan jendela tertutup," kata BBC dalam siaran persnya.
"BBC Panorama telah secara independen memverifikasi detail di mana Latifa disandera. Dia dijaga oleh sekitar 30 polisi, bekerja secara bergilir, baik di dalam maupun di luar vila. Lokasinya hanya beberapa meter dari pantai. Tidak diketahui apakah dia masih ada di sana," lanjut siaran pers tersebut.
Kampanye "Latifa Bebas", yang telah melobi untuk pembebasannya, mengatakan telah berhasil menyelundupkan telepon ke Latifa.
David Haigh, salah satu pendiri kampanye dan pengacaranya, menyerukan pembebasan segera Latifa dan diakhirinya periode pelanggaran hak asasi manusia yang menghebohkan, yang telah merusak reputasi Uni Emirat Arab secara signifikan.
Tampak waspada dan berbicara dengan tenang, Latifa mengatakan dalam video tersebut bahwa ada petugas polisi yang ditempatkan di luar dan di dalam vila. "Saya hanya ingin bebas," katanya.
Pada Desember 2018, Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan Latifa ada di rumah dan tinggal bersama keluarganya setelah kelompok hak asasi manusia meminta pihak berwenang di negara Teluk Arab untuk mengungkapkan keberadaan dan kondisinya.
(min)
tulis komentar anda