Kawanan Babi Liar ‘Patroli’ di Jalanan Israel Saat Lockdown
Jum'at, 17 April 2020 - 20:56 WIB
HAIFA - Saat pembatasan sosial diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona, berbagai satwa liar mulai berdatangan ke jalanan kota-kota besar.
Di salah satu kota Israel, babi-babi liar yang besar dan galak semakin sering “berpatroli” di jalanan.
Babi-babi liar yang beberapa memiliki ukuran sebesar anjing Rottweiler itu berkeliaran bersama kawanan keluarganya. Jumlah mereka yang datang pun semakin banyak di jalanan kota Haifa.
Biasanya, babi liar itu berkunjung hanya pada malam hari di kota tersebut. Namun sekarang babi-babi itu juga datang saat siang hari.
Mereka biasanya mencari makanan di tempat sampah, mengganggu binatang peliharaan warga setempat dan bahkan memblokir jalan.
Pengunjung tak diundang sejak lockdown berlaku bulan ini pun memicu perdebatan warga terkait kebijakan tentang binatang pengganggu.
“Kami takut pergi keluar, meski hanya untuk membuang sampah. Saya takut babi liar akan datang,” ujar Meirav Litani, instruktur musik.
“Mereka datang ke sini dan mengubah tempat sampah kami jadi berserakan. Ini kurang perlindungan. Kami merasa tak terlindung,” kata dia.
Pemerintah kota tahun lalu menunda pemberantasan babi liar. Beberapa pakar menyatakan kedatangan babi liar itu karena manusia mengganggu habitat alaminya di sekitar hutan Carmel.
Saat ini warga hanya bisa memanggil para aktivis hak asasi binatang untuk mengusir babi-babi itu. “Saya takut setelah krisis virus corona berakhir, babi-babi liar itu tetap datang setiap hari, setiap malam, setiap jam,” kata Yaron Hanan, 63, yang mendorong pemerintah memberantas binatang itu.
Di salah satu kota Israel, babi-babi liar yang besar dan galak semakin sering “berpatroli” di jalanan.
Babi-babi liar yang beberapa memiliki ukuran sebesar anjing Rottweiler itu berkeliaran bersama kawanan keluarganya. Jumlah mereka yang datang pun semakin banyak di jalanan kota Haifa.
Biasanya, babi liar itu berkunjung hanya pada malam hari di kota tersebut. Namun sekarang babi-babi itu juga datang saat siang hari.
Mereka biasanya mencari makanan di tempat sampah, mengganggu binatang peliharaan warga setempat dan bahkan memblokir jalan.
Pengunjung tak diundang sejak lockdown berlaku bulan ini pun memicu perdebatan warga terkait kebijakan tentang binatang pengganggu.
“Kami takut pergi keluar, meski hanya untuk membuang sampah. Saya takut babi liar akan datang,” ujar Meirav Litani, instruktur musik.
“Mereka datang ke sini dan mengubah tempat sampah kami jadi berserakan. Ini kurang perlindungan. Kami merasa tak terlindung,” kata dia.
Pemerintah kota tahun lalu menunda pemberantasan babi liar. Beberapa pakar menyatakan kedatangan babi liar itu karena manusia mengganggu habitat alaminya di sekitar hutan Carmel.
Saat ini warga hanya bisa memanggil para aktivis hak asasi binatang untuk mengusir babi-babi itu. “Saya takut setelah krisis virus corona berakhir, babi-babi liar itu tetap datang setiap hari, setiap malam, setiap jam,” kata Yaron Hanan, 63, yang mendorong pemerintah memberantas binatang itu.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda