Video Mengerikan Penyerbuan Capitol: Perusuh Teriak Gantung Mike Pence

Kamis, 11 Februari 2021 - 08:46 WIB
Jaksa memperlihatkan video penyerbuan gedung Capitol oleh para pendukung mantan presiden AS Donald Trump dalam sidang pemakzulan di Senat. Foto/oilcity.news
WASHINGTON - Jaksa merilis video keamanan penyerbuan gedung Capitol oleh para pendukung mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump , di sidang pemakzulan . Dalam rekaman yang belum pernah dirilis sebelumnya itu memperlihatkan adegan mencekam tentang seberapa dekat para perusuh dengan para pemimpin negara.

Para senator AS untuk pertama kalinya melihat video keamanan secara mendetail tentang pembobolan dan mendengar panggilan darurat dari polisi Capitol.

Video itu memperlihatkan bagaimana para perusuh membobol gedung Capitol, menghancurkan jendela dan pintu. Mereka mencari Wakil presiden saat itu Mike Pence dan Ketua DPR Nancy Pelosi dengan mengeluarkan kata-kata ancaman.



Sambil berkeliaran di aula para perusuh berteriak: "gantung Mike Pence." Beberapa dari mereka dilengkapi dengan peralatan tempur dan beberapa anggota kelompok ekstrimis ada diantara kelompok perusuh yang pertama kali masuk ke dalam gedung Capitol. Di luar, massa telah memasang tiang gantungan darurat.

Pada satu momen dramatis, video tersebut menunjukkan polisi menembak ke kerumunan melalui jendela yang pecah, menewaskan seorang wanita San Diego, Ashli Babbitt.

Pence, yang tengah memimpin sidang untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden atas Trump - sehingga mendapatkan kecaman dari Trump - diperlihatkan sedang dilarikan ke tempat aman, di mana ia berlindung di sebuah kantor bersama keluarganya hanya 100 kaki dari para perusuh. Pelosi dievakuasi dari kompleks saat stafnya bersembunyi di balik pintu di suite kantornya.



Pada bagian lain, polisi yang kewalahan menghadapi massa dengan panik mengumumkan: "kami kehilangan garis" dan mendesak para pejabat untuk menyelamatkan diri. Seorang petugas terlihat diamuk oleh massa dan jaksa penuntut mengatakan petugas lainnya menderita serangan jantung. Satu orang kemudian meninggal.

Dalam satu adegan, seorang petugas Kepolisian Capitol mengarahkan Senator Mitt Romney dari Partai Republik menyusuri lorong untuk menghindari massa. Itu adalah petugas yang sama, Eugene Goodman, yang dipuji sebagai pahlawan karena berhasil membujuk perusuh untuk menjauh dari pintu Senat.

"Bagi kami ini mungkin terasa seperti kekacauan dan kegilaan, tetapi ada metode untuk kegilaan hari itu," kata jaksa penuntut, Jamie Raskin, yang menunjuk Trump sebagai pemicu.



“Dan ketika gerombolannya menyerbu dan menduduki Senat serta menyerang DPR dan menyerang penegak hukum, dia menontonnya di TV seperti reality show. Dia menikmatinya," imbuhnya seperti dikutip dari AP, Kamis (11/2/2021).

Tuduhan bahwa Trump sebagai pemicu penyerbuan ke gedung Capitol juga disampaikan Stacey Plaskett, delegasi Demokrat

"Mereka melakukannya karena Donald Trump mengirim mereka dalam misi ini," kata Plaskett. "Presiden Trump menempatkan target di punggung mereka dan gerombolannya masuk ke Capitol untuk memburu mereka," sambungnya.



Sementara Mitt Romney, yang menyaksikan video bagaimana dirinya diselamatkan ,mengatakan dia tidak menyadari seberapa dekat dia dengan bahaya.

“Itu membuat Anda menangis dan membuat Anda berlinang air mata,” kata Romney setelah menonton video.

Seperti diketahui, Senat AS memutuskan untuk melanjutkan sidang pemakzulan terhadap mantan Presiden Donald Trump, menolak argumen tim pembela yang menyatakan bahwa proses itu inkonstitusional.

Trump adalah presiden pertama yang menghadapi persidangan pemakzulan setelah meninggalkan jabatannya dan yang pertama dua kali dimakzulkan. Dia didakwa dengan "penghasutan pemberontakan" dengan pidatonya yang berapi-api sesaat sebelum penyerbuan terjadi. Namun menurut pengacaranya apa yang dilakukan oleh Trump dilindungi oleh Amandemen Pertama Konstitusi dan bahasa kiasan.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More