Sama-sama Kembangkan Nuklir, Korut-Iran Kerja Sama Buat Rudal
Selasa, 09 Februari 2021 - 20:28 WIB
Sedangkan Iran, secara bertahap mengingkari ketentuan dalam perjanjian nuklir 2015 setelah mantan presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 lalu. Langkah itu dibarengi dengan "kebijakan sanksi maksimum" terhadap Teheran.
Terbaru, Iran kembali meningkatkan pengayaan uranium di fasilitas nuklir bawah tanah Natanz. Peningkatan pengayaan uranium adalah pelanggaran terbesar sejauh ini dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), kesepakatan 2015 untuk mengekang program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.
Teheran telah mulai memperkaya uranium ke kemurnian yang lebih tinggi, kembali ke 20% yang dicapai sebelum kesepakatan, dari maksimum sebelumnya 4,5%.
Kesepakatan itu menetapkan batas 3,67%, jauh di bawah 90% yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
Terbaru, Iran kembali meningkatkan pengayaan uranium di fasilitas nuklir bawah tanah Natanz. Peningkatan pengayaan uranium adalah pelanggaran terbesar sejauh ini dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), kesepakatan 2015 untuk mengekang program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.
Teheran telah mulai memperkaya uranium ke kemurnian yang lebih tinggi, kembali ke 20% yang dicapai sebelum kesepakatan, dari maksimum sebelumnya 4,5%.
Kesepakatan itu menetapkan batas 3,67%, jauh di bawah 90% yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
(ber)
tulis komentar anda