Junta Myanmar Blokir Facebook untuk Lumpuhkan Pengkritik Kudeta
Kamis, 04 Februari 2021 - 09:54 WIB
Selama ini, Facebook mendukung komunikasi untuk bisnis dan pemerintah di Myanmar.
Orang-orang di Yangon dan kota-kota lain memukul panci dan wajan serta membunyikan klakson mobil selama malam kedua pada Rabu sebagai protes terhadap kudeta Senin.
Gambar-gambar protes pun telah beredar luas di Facebook.
Jejaring sosial itu juga telah digunakan untuk berbagi gambar kampanye ketidakpatuhan oleh staf di rumah sakit pemerintah di penjuru negeri.
Para petugas medis menuduh militer menempatkan kepentingannya di atas wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 3.100 orang, salah satu korban meninggal tertinggi di Asia Tenggara.
Kementerian Komunikasi dan Informasi Myanmar mengatakan Facebook yang digunakan setengah dari 53 juta rakyat Myanmar, akan diblokir hingga 7 Februari.
"Saat ini orang-orang yang mengganggu stabilitas negara menyebarkan berita palsu dan informasi yang salah dan menyebabkan kesalahpahaman di antara orang-orang dengan menggunakan Facebook," papar Kementerian Komunikasi.
Baca Juga: Kelompok G7 Kecam Aksi Kudeta di Myanmar
Namun blokir itu tidak merata. Beberapa orang menemukan bahwa mereka masih dapat mengakses Facebook meskipun koneksinya lambat.
Beberapa orang menggunakan VPN untuk menghindari blokir pemerintah tersebut.
Orang-orang di Yangon dan kota-kota lain memukul panci dan wajan serta membunyikan klakson mobil selama malam kedua pada Rabu sebagai protes terhadap kudeta Senin.
Gambar-gambar protes pun telah beredar luas di Facebook.
Jejaring sosial itu juga telah digunakan untuk berbagi gambar kampanye ketidakpatuhan oleh staf di rumah sakit pemerintah di penjuru negeri.
Para petugas medis menuduh militer menempatkan kepentingannya di atas wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 3.100 orang, salah satu korban meninggal tertinggi di Asia Tenggara.
Kementerian Komunikasi dan Informasi Myanmar mengatakan Facebook yang digunakan setengah dari 53 juta rakyat Myanmar, akan diblokir hingga 7 Februari.
"Saat ini orang-orang yang mengganggu stabilitas negara menyebarkan berita palsu dan informasi yang salah dan menyebabkan kesalahpahaman di antara orang-orang dengan menggunakan Facebook," papar Kementerian Komunikasi.
Baca Juga: Kelompok G7 Kecam Aksi Kudeta di Myanmar
Namun blokir itu tidak merata. Beberapa orang menemukan bahwa mereka masih dapat mengakses Facebook meskipun koneksinya lambat.
Beberapa orang menggunakan VPN untuk menghindari blokir pemerintah tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda